Senin, 14 Maret 2011

Buah Dada Gadis Salon


Sepulang kantor, tubuhku menjadi tambah penat sehabis mengerjai Lia tadi. Kuparkir Mercy kesayanganku di sebuah mall yang terletak tak jauh dari kantorku. Kubergegas menuju sebuah salon dengan dekorasi yang didominasi warna merah itu.



“Mau diapain Pak” tanya resepsionis yang cantik.


Kulihat namanya yang terpampang di dada. Anggi, namanya.


“Creambath sama refleksi” jawabku.
“Mari dicuci dulu Pak” Anggi menyilahkanku ke tempat cuci.


Tak lama pegawai salon yang akan merawat rambutkupun datang. Kuperhatikan dia tampak masih ABG. Dengan tubuh yang kecil dan kulit sawo matang tapi bersih, wajahnya pun tampak manis dan imut. Walaupun tak secantik Lia, tapi wajahnya yang menyiratkan kemudaan dan keluguan itu menarik hatiku. Tapi yang paling menyedot perhatianku adalah buah dadanya yang besar untuk ukuran tubuhnya. Dengan tubuh yang mungil, buah dadanya tampak menonjol sekali dibalik seragamnya yang berwarna hitam itu.


Perawatanpun dimulai. Pijatan Dian, nama gadis itu, mulai memberikan kenikmatan di tubuhku yang lelah. Tetapi tak kuduga setelah aku menyetubuhi Lia tadi, gairahku kembali timbul melihat Dian. Terutama karena buah dadanya yang tampak masih padat dan kenyal itu. Benar-benar sexy sekali dilihatnya, ditambah dengan celana jeansnya yang sedikit di bawah pinggang sesuai mode masa kini, sehingga terkadang perutnya tampak ketika dia memijat bagian atas kepalaku.


Setelah creambath, Dianpun yang memberikan layanan refleksi. Karena tempat dudukku lebih tinggi darinya, kadang ketika dia agak menunduk, aku dapat melihat belahan dadanya dari balik T-shirtnya yang kancingnya sengaja dibuka. Begitu indah pemandangan itu. Semenjak aku menikmati Tari, gadis SMP dulu, belum pernah aku menikmati ABG belasan tahun lagi. Terlebih dulu Tari berdada kecil, sementara aku ingin mencoba ABG berdada besar seperti Dian ini.


Akupun mengajaknya mengobrol. Ternyata dia baru lulus SMA dan berusia 18 tahun lebih sedikit. Mau melanjutkan sekolah tidak ada biaya, dan belum mendapatkan kerja yang sesuai. Dia bekerja di salon tersebut sambil mencari-cari kerja yang lain yang lebih baik.


Singkat kata, aku tawarkan dia untuk melamar di perusahaanku. Tampak dia berseri-seri mendengarnya. Aku sarankan sehabis jam kerjanya kita dapat mengobrol lebih jauh lagi mengenai pekerjaan itu. Diapun setuju untuk menemuiku di food court selepas pulang kerja nanti.


Jam 8.00 malam, Dian menemuiku yang menunggunya di tempat yang telah disepakati itu. Kupesan makan malam sambil kita berbincang-bincang mengenai prospeknya untuk bekerja di perusahaanku. Kuminta dia mengirimkan surat lamaran serta ijazahnya secepatnya untuk diproses. Kubilang ada lowongan sebagai resepsionis di kantorku. Memang cuma ada Noni resepsionis di kantorku, sehingga aku merasa perlu untuk menambah satu lagi. Setidaknya itulah pikiranku yang sudah diseliputi hawa nafsu melihat kemolekan tubuh muda Dian.


Sambil berbincang, mataku terus mengagumi buah dadanya yang tampak sekal menggiurkan itu. Ingin rasanya cepat-cepat kujilat dan kuhisap sepuas hati. Dian tampak menyadari aku menatap dadanya, dan dia tampak tersipu malu sambil berusaha menutup celah T-shirtnya.


Sehabis makan malam, aku tawarkan untuk mengantarnya pulang. Sambil meneruskan wawancara, alasanku. Dianpun tidak menolak mengingat dia sudah ingin sekali pindah tempat kerja. Terlebih penampilanku membuatnya semakin yakin. Di dalam mobil, dalam perjalanan, kuteruskan perbincanganku mengenai job description seorang resepsionis di kantorku. Sambil berbincang kucoba meraba pahanya yang terbungkus jeans ketat. Sesekali tangannya menolak rabaan tanganku.


“Jangan Pak.. malu” alasannya.


Sementara itu, nafsuku sudah begitu menggelora dan motel jam-jaman langganankupun sudah hampir tampak.


“Dian.. Terus terang saja.. Kamu memenuhi semua persyaratan.. Hanya saja kamu harus bisa melayani aku luar dalam untuk bekerja di perusahaanku.” tegasku sambil kembali mengerayangi pahanya. Kali ini tidak ada penolakkan darinya.
“Tapi Pak.. Dian nggak biasa..”
“Yach kamu mulai sekarang harus membiasakan diri ya..” kataku sambil meremas pahanya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku membelokkan setir Mercyku ke pintu masuk motel langgananku itu.


Mobilku langsung masuk ke dalam garasi yang telah dibuka oleh petugas, dan pintu garasi langsung ditutup begitu mobilku telah berada di dalam. Kuajak Dian turun dan kamipun masuk ke dalam kamar. Kamar motel tersebut lumayan bagus dengan kaca yang menutupi dindingnya. Tak lama, petugas motel datang dan akupun membayar rate untuk 6 jam.


Setelah si petugas pergi, kuajak Dian untuk duduk di ranjang. Dengan ragu-ragu dia patuhi perintahku sambil dengan gugup tangannya meremas-remas sapu tangannya. Kusibakkan rambutnya yang ikal sebahu dengan penuh kasih sayang, dan mulai kuciumi wajah calon resepsionisku ini. Kemudian kuciumi bibirnya yang agak sedikit tebal dan sensual itu. Tampak dia hanya bereaksi sedikit sambil menutup matanya. Hanya nafasnya yang mulai memberat..


Kurebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan langsung tanganku dengan gemas merabai dan meremasi buah dadanya yang ranum itu. Aku sangat gemas sekali melihat seorang ABG bisa mempunyai buah dada seseksi ini. Kuangkat T-shirtnya, dan langsung kujilati buah dadanya yang masih tertutup BH ini. Kuciumi belahan dadanya yang membusung. Ahh.. Seksi sekali anak ini. Dia masih tetap menutup matanya sambil terus meremas-remas sapu tangan dan seprei ranjang ketika aku mulai menikmati buah dadanya. Kubuka pengait BHnya yang tampak kekecilan untuk ukuran buah dadanya, dan langsung kuhisap dan kujilati buah dada gadis salon ini.


“Eh.. Eh..” hanya erangan tertahan yang keluar dari mulutnya. Dian tampak menggigit bibirnya sendiri sambil mengerang ketika lidahku menari di atas putingnya yang berwarna coklat. Dengan cepat puting itu mengeras pertanda siempunya sedang terangsang hebat.


Segara kulucuti semua pakaianku sehingga aku telanjang bulat. Kemaluanku telah tegak ingin merasakan nikmatnya tubuh gadis muda ini. Akupun duduk di atas dadanya dan kuarahkan kemaluanku ke mulutnya.


“Jangan Pak.. Dian belum pernah..” katanya sambil menutup bibirnya rapat.
“Ya kamu harus mulai belajar donk..” jawabku sambil menyentuhkan kemaluanku, yang panjangnya hampir sama dengan panjang wajahnya itu, ke seluruh permukaan wajahnya.
“Katanya mau jadi pegawai kantoran..” aku mengigatkan.
“Tapi nggak akan muat Pak.. Besar sekali”
“Ya kamu coba aja sedikit demi sedikit. Dimulai dari ujungnya dulu ya sayang..” perintahku lagi.


Dianpun mulai membuka mulutnya. Kusodorkan kemaluanku dan sedikit demi sedikit rasa hangat yang nikmat menjalari kemaluanku itu, ketika Dian mulai menghisapnya. Kuangkat kepalanya sedikit sehingga dia lebih leluasa menghisapi kemaluan calon bosnya ini.


“Ya.. Begitu.. Sekarang coba lebih dalam lagi” kataku sambil mendorong kemaluanku lebih jauh ke dalam mulutnya.


Kemudian kutarik keluar kemaluanku dan kuarahkan mulut gadis ABG ini ke buah zakarku.


“Sekarang kamu jilat dan hisap ini ya.. Sayang”


Dianpun menurut. Dijilatinya dan kemudian dihisapnya buah zakarku satu per satu. Demikian selama beberapa menit aku duduk di atas dada Dian dan mengajarinya memberikan kenikmatan dengan menggunakan mulutnya. Mulutnya tampak penuh sesak ketika ia menghisapi kemaluanku.


Setelah puas menikmati hangatnya mulut Dian, aku kembali gemas melihat buah dadanya yang membusung itu. Kembali kunikmati buah dadanya dengan mulutku. Kembali Dian mengerang tertahan sambil mengatupkan bibirnya. Sementara itu, akupun melucuti celana jeansnya dan sekalian celana dalamnya. Tampak vaginanya yang bersih tak berbulu seperti menantang untuk digenjot kemaluanku.


Tanganku meraba-raba vaginanya dan tak lama menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitorisnya itu, sementara mulutku kembali dengan gemas menikmati buah dadanya yang besar menantang. Terdengar dengusan nafas Dian semakin dalam dan cepat. Matanya masih menutup demikian juga dengan bibirnya. Tangannya tampak semakin keras meremas sprei ranjang kamar. Aku sudah ingin menyetubuhi gadis petugas creambath ini. Kurenggangkan pahanya sementara kuarahkan kemaluanku ke liang nikmatnya.


“Pelan-pelan ya Pak..” pintanya sambil membuka mata.


Tak kujawab, tapi mulai kudorong kemaluanku menerobos liang vaginanya. Memang dia sudah tidak perawan lagi, tetapi vaginanya masih sempit menjepit kemaluanku.


“Ahh..” jeritnya ketika kemaluanku telah menerobos vaginanya. Tak kuasa lagi dia untuk menahan jeritan nikmatnya.


Mulai kugenjot vaginanya, sambil kuremas-remas buah dadanya. Makin keras erangan Dian memenuhi ruangan itu.


“Ahh.. Ahh..” erangnya seirama dengan goyanganku.


Buah dadanya bergoyang menggiurkan ketika aku memompa vaginanya. Sesekali kuhentikan goyanganku untuk kembali menghisapi buah dadanya yang besar dengan gemas. Hampir 20 menit terus kupompa gadis manis pegawai salon ini. Tiba-tiba dia mengerang dan mengejang hebat tanda orgasme. Tampak butir keringat mengalir membasahi wajahnya yang manis. Kuseka keringatnya dengan penuh kasih sayang.


Kemudian kunaiki kembali tubuhnya dan kali ini kuletakkan kemaluanku diantara buah dadanya yang kenyal itu. Tanganku merapatkan buah dadanya, sehingga kemaluanku terjepit diantaranya. Nikmat sekali rasanya dijepit buah dada gadis ABG semanis dia. Mulai kugoyangkan badanku maju mundur sehingga buah dadanya yang kenyal menggesek-gesek kemaluanku dengan nikmat. Kadang kulepaskan kemaluanku dari himpitan buah dadanya untuk kemudian kusorongkan ke mulutnya untuk dihisap. Kemudian kembali kujepitkan diantara buah dadanya yang ranum itu.


Kira-kira 15 menit lamanya kemaluanku menikmati kenyalnya buah dada dan hangatnya mulut Dian. Akupun merasa akan orgasme, dan tak lama kusemburkan cairan ejakulasiku di atas buah dada Dian. Dengan kemaluanku, kuoleskan spermaku keseluruh permukaan buah dadanya yang sangat membuatku gemas itu.


“Pak.. Jangan bohong lho janji Bapak..” ujar Dian saat kami telah meluncur kembali di dalam mobilku.
“Oh nggak, sayang.. Cepat saja kamu kirim lamarannya ya” jawabku.


Dianpun tersenyum senang mendengarnya. Terbayang olehnya kerja di kantor yang merupakan cita-citanya. Akupun tersenyum senang membayangkan buah dada Dian yang akan dapat aku nikmati sepuasnya nanti. Kuturunkan Dian dipinggir jalan sambil kuberi uang untuk ongkos taksi.


“Terimakasih ya Pak Robert” katanya ketika dia turun dari mobilku.
“Sama-sama Dian” jawabku sambil melambaikan tangan.


Kukebut mobilku menuju jalan tol. Hari telah larut malam. Jalanan telah menjadi lenggang. Ingin rasanya cepat sampai di apartemanku setelah hari yang melelahkan ini. Tiba-tiba aku sadar kalau aku belum mentest secara seksama kemampuan Dian untuk menjadi resepsionis. Interpersonal skill, bahasa Inggris, telephone manner, dan lain-lain. Rupanya aku hanya terbuai oleh buah dadanya yang nikmat itu. Biarlah nanti bagian HRD yang mentestnya, pikirku. Kalau lulus ya diterima, kalau nggak ya nggak apa-apa. Toh aku sudah puas menikmati buah dadanya he.. He..


Kubuka jendela untuk membayar tol. Setelah membayar, langsung aku tancap gas melintasi kota Jakarta di waktu malam. Lagu “Breakin’ Away”nya Al Jarreau mengisi sepinya suasana dalam mobilku.

Rabu, 09 Maret 2011

SEPI

 http://2.bp.blogspot.com/_zsyaYA05QNg/TSm31akE_ZI/AAAAAAAAAF8/oo55O2dfEyU/s1600/cewek-bugil.jpg

Aku duduk bersandar dan aku merasa lemah sekali…., dan tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk membuktikan sebuah angan yang menjadi beban dalam kebisingan otakku, aku tak tahu lagi bagaimana aku membuktikan apa yang kurasa pada dirimu, dirimu bagaikan batu yang harus kutembus dengan tetesan air sedikit demi sedikit,….. dan akankan diriku mampu menerimamu apa adanya…… ?

Aku sadar siapakah diriku,… sungguh aku tak pantas untuk mendapatkan cinta dari seorang yahya, seorang putra dari seorang ahli ibadah dan tersohor di negeri ini, gagah rupawan dan tak terbesit pun kekurangan dari dirinya. Sedangkan diriku … hanyalah seorang pemuas hasrat lelaki yang mendambakan kehangatan sesaat. Bukan aku tidak memiliki rasa mencintai untuknya dan bukan pula sebuah batu yang hendak ia runtuhkan sekalipun, aku hanya berpikir bagaimana ia kelak menjawab seluruh pandangan orang disekitarnya akan keberadaanku, oh.. tuhan.. mengapa cinta ini Engkau anugerahkan diantara kami, apakah ini yang memang Engkau harapkan terhadap kami…?

Izza namaku, hidupku berantakan sejak aku menjadi korban trafficking, saat itu aku masih 16 tahun. Disebuah terminal segerombolan laki – laki mendekati dan menyekapku, aku tak berdaya dibuatnya dibawalah aku dalam sebuah ruang yang kosong, sepi dan tampak berantakan. Aku dibuatnya layaknya boneka yang mereka lakukan dengan bergiliran dan mereka memperkosaku. Hancur rasanya kala itu aku bagaikan mati tak memiliki rasa apapun.

Haripun berganti, aku dijual pada seorang wanita paruhbaya dan kemudian aku dipekerjakan sebagai seorang wanita penghibur disebuah klub malam. Tak terasa sudah 5 tahun aku bekerja dan kini usiaku sudah 21 tahun. Suatu awal kisah cinta ini terjadi, datanglah padaku sesosok pria tampan dengan wajah yang menampakkan kesedihan diraut wajahnya. ‘ mbak temani aku untuk sesaat ‘ itulah kata yang pertama keluar dari mulutnya, ‘ aku mencari seseorang yang bisa menjawab kegelisahanku, dimanakah aku menemukan belahan jiwaku yang membuatku tentram ? … aku kemari bukan untuk kesenangan, terkadang sebuah jawaban datangnya dari sesuatu yang tak pernah kita sangka..’ kemudian aku menoleh dan menatap wajahnya dengan tatapan tajam, dan aku bertanya ‘ apakah yang engkau pikirkan ..? ‘ dan ia menjawab ‘ ayahku yang sangat kuhormati mengharapkan seorang keturunan, dan aku tak mampu memenuhinya karena tak satupun wanita yang kukenal mampu meruntuhkan hatiku, dimanakah aku bisa mendapatkan cinta …?’, kemudian aku menjawab ‘ bersahabatlah kamu karena Allah dan mencintailah kamu karena Allah, bila kamu mencintai sesorang berdasar pada hasrat maka cinta itu adalah palsu’

Aku terperangah mendapatkan jawaban diluar dugaanku,… siapakah dia ?… sehingga mampu memberikan jawaban yang sangat mendalam. Izza kau membuat aku bertambah payah, jawaban yang kau berikan membuatku semakin menggila dengan anganku sendiri. Dan sejak saat itu aku semakin sering mengunjunginya dan membuatku semakin akrab dengannya. Pemikiran yang luas jiwa yang lapang ternyata itulah yang kuharapkan dan itu terdapat dalam diri izza.

Dan suatu ketika hujan yang lebat anginpun sangat kencang aku duduk bersandar dibawah sebuah pohon dengannya, saat itu pula aku menyatakan bahwa selama ini aku larut dalam jiwa izza, ‘ izza tak kusangka ternyata kau mampu membuatku hanyut, kini aku sadar bahwa beginilah rasa mencintai dan maukah kau menjadikan aku sebagai teman hidupmu…? tak terucap pun kata dari bibirnya, matanya memerah dan keluarlah air itu dari matanya yang manis. Tak lama ia berucap ‘ tak sadarkah apa yang kau ucapkan ?… ” lalu ia pergi entah kemana dan tak ingin aku mengikutinya.

Dua minggu aku tak bertemu dengan izza pikiranku melayang menahan semua kerinduan yang membuat dada ini semakin sesak, ketika hari menjelang sore aku duduk disebuah taman depan rumahku. Dari kejauhan aku melihat seseorang mendekati rumahku, aku terperangah saat aku tahu siapa dia dengan lekas aku meloncat dari tempat dudukku dan menghampirinya ‘ izza apakah yang membuatmu datang kemari ?.. ‘ sesaat ia terdiam lalu berkata ‘ tak sadarkah kau apa yang kurasakan, aku tak mampu membohongi diriku aku tak mampu selalu berpaling darimu… aku mencintaimu…’ aku seolah tak percaya apa yang ia katakan tak sadar aku sudah memeluk dirinya erat dan tak terasa aku air mata pun jatuh….

Dan kuperkenalkan ia dengan orang tua dan saudaraku akan kehadiranya dan hubungan ini, tak butuh waktu lama orang tuaku shock mendengar kejujuranku… seolah ia tak menerima kenyataan yang terjadi. Setelah segelas air ia habiskan lalu ayahku berkata ‘ tak satupun kejadian didunia ini yang luput dari kehendakNya , anakku jagalah, rawatlah bakal istrimu dengan baik… apapun yang terjadi… dan bersabarlah’.

"Seharusnya Kau Pergi"

 http://2.bp.blogspot.com/_ezPax1BD75Q/SbLa4yh-j2I/AAAAAAAAAPM/Kuu9QFRLsMQ/s400/sahabat13d787zf4.jpg


“Aku nggak tau, maunya kamu itu apa. Udah jelas-jelas Fery itu suka banget sama kamu, sayang dan perhatian. Kenapa sich dia kamu putusin,” tanya Jeni yang nggak habis pikir tentang kelakuan Ega.

“Aku nggak suka sama dia,” jawab Ega lantang
“Kalau kamu nggak suka, kenapa kamu terima dari awal, waktu dia nembak kamu?”
“Yach, aku kan nggak tau sikap dan sifat dia kayak itu. Ternyata udah dijalanin, aku rasa aku nggak cocok aja sama dia”.
“Tapi kan kalian baru sebulan jalan bareng. Kamu butuh waktu Ga, agar kamu tau banyak soal Fery”.
“Duh..... Jen. Waktu sebulan itu cukup lama. Mau berapa lama lagi sich? Lagian aku udah bosan sama dia”.

“Kamu nggak boleh gitu Ga. Fery itu orangnya baik. Salah apa sich dia sama kamu. Pokoknya aku nggak setuju kamu putus sama dia”.
“Lho ... koq jadinya kamu yang sewot. Ya udah, kamu aja yang pacaran sama dia. Atau jangan-jangan kamu tu naksir ya sama Fery, makanya ngebelain dia”.
“Bukan gitu Ga!”
“Lantas?”
“Aku nggak mau kamu kena batunya. Aku ini sahabat kamu. Aku nggak ingin terjadi apa-apa sama kamu”.


“Duh......perhatiannya. Tenang aja Jen, nggak akan terjadi apa-apa sama aku”.
“Iya, aku percaya, Ga. Sejak Irgi pergi dari kamu, kamu tu banyak berubah. Ega yang dulu nggak pernah nyakitin perasaan orang lain, Ega yang selalu setia, Ega yang punta warna hidup”.

“Ach ..... sudah Jen, semua itu masa lalu. Lupakan aja Ega yang dulu meskipun sikap aku udah berubah. Dan aku rasa soal Irgi nggak usah dibahas dech”.
“Tapi Irgi kan yang buat kamu jadi seperti ini Ga. Aku kasian sama kamu”.
“Kamu nggak perlu kasiani aku, aku nggak papa Jen”.
“Kamu nggak perlu bohong Ga. Kamu tu menderita karena orang yang paling kamu sayangi ningalin kamu tanpa membuat keputusan apapun. Aku kenal baik sama kamu Ga. Aku ingin kamu lupain Irgi”.


Ega terdiam. Sejurus diresapinya kata-kata Jeni barusan. Jeni memang benar, Ega harus membuang jauh-jauh masa lalu dan membuka kehidupan untuk kebahagiaan. Irwan, Doni, Jay, Boy, Tomi dan Fery salah apa mereka?
Tanpa diduga oleh Jeni, Ega memeluknya dengan erat. Gadis itu menangis di pelukan sahabatnya.

“Tapi aku nggak bisa Jen. Aku nggak bisa lupain Irgi. Aku cinta mati sama dia,” ujar Ega disela isaknya.
“Ss ....sst, kamu pasti bisa. Ingat Ega, cinta sejati itu adalah cinta kepada Tuhan. Kamu coba ya .....”.

Ega nuruti anjuran Jeni untuk menerima Fery kembali. Memang dia sayang banget sama Ega. Ega berharap keputusan yang diambilnya kali ini bukan merupakan kesalahan seperti yang dilakukannya saat dia menerima Irgi.

Biarpun Fery udah begitu baiknya, Ega tetap aja belum bisa menerima Fery sepenuhnya menjadi bagian dari kehidupannya. Menurutnya, posisi Irgi belum bisa digantikan oleh siapapun termasuk Fery. Fery ngajak Ega ke sebuah cafe. Suasana cafe yang cukup romantis pas benar pilihan Fery untuk mengungkapkan semua perasaannya ke Ega.
“Ga, aku nggak tau dan entah apalagi yang bisa aku lakukan untuk yakini kamu, kalau aku benar-benar serius sama kamu. Aku ngerti kok, kalau hati kamu bukan untuk aku. Aku nggak bisa mengantikan posisi Irgi di hati kamu”.
“Irgi...? Kok kamu tau?”

“Jeni udah cerita banyak tentang kamu. Maaf, mungkin aku terlalu lancang tau soal kamu. Tapi ini aku lakukan karena aku bingung dengan sikap kamu. Kita sudah hampir dua bulan pacaran, tapi nggak seperti orang pacaran lazimnya. Aku sadar Ga, aku nggak akan bisa bahagiakan kamu”.

Fery menarik napas dalam-dalam. “Aku nggak peduli perasaan kamu ke aku seperti apa, tapi kamu harus tau aku benar-benar sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, Ga.
Streett....!! tanpa diduga jus tomat Ega tumpah, sehingga membasahi jeans yang dikenakan Ega.


“Kok bisa gini Ga? Kamu sich melamun aja,” kata Fery sembari membersihkan celana Ega dengan tissue. Ega membiarkan Fery melakukan itu. Nggak biasanya dia seperti itu.
“Dah selesai,” kata Fery.
Ega kaget. Berarti dari tadi Fery membersihkan celananya, Ega terus melamun.
“Thanks ya Fer. Duh .. jadi nggak enak nich”.
“Nggak apa-apa Ga”.

“Aku ke toilet sebentar ya Fer”.
Ega ke toilet yang berada di sebelah kanan pintu keluar.
“Oh Tuhan...., kenapa aku selalu deg-degan terus bila dekat sama Fery, padahal sebelaumnya nggak gitu. Dia baik banget, aku nggak tega kalau nyakitin dia. Mungkin Jeni benar, aku harus menerima Fery jadi soulmateku, dan aku akan berusaha belajar mencintainya,” pikir Ega dalam hati.
Pas mau masuk ke toilet, tiba-tiba mata Ega terbentur dengan sosok yang nggak asing lagi buatnya.
“Irgi ....?”
“Ega......kenapa ada di sini?”
“Kamu sendiri? Aku lagi makan bareng sama teman”.
“Dengan siapa kemari? Dengan pacar kamu?”
Bussyet Irgi ngeledek atau serius.
“Nggak, teman.”
“Kamu masih sendiri Ga?”
“He eh”.
“Sama donk kalau gitu”.
“Kenapa ya aku nggak ngerasain hal yang sama pada Irgi seperti yang aku rasakan waktu dengan Fery,” pikirku
“Berarti aku bisa donk jalan lagi sama kamu,” tanya Irgi.
Ega bingung dengan pertanyaan Irgi barusan.
“Boleh”.
“Ga, aku cabut dulu, teman-teman nunggu tuh...”.

***

“Jen, gimana nich? Ntar malam Irgi ngajak aku kencan.”
“Kencan apaan?”
“Jen, aku bingung banget. Tau nggak, dia ngajak aku balikan”.
“Nggak bisa Ga. Aku nggak setuju”.
“Tapi aku masih sayang sama dia. Dia nggak berubah Jen. Lagian kami kan belum putus”.
“Kamu tu gila ya Ga. Irgi tu udah ninggalin kamu, terus sekerang dia ngajakin kamu pacaran lagi. Kamu tu jangan bego Ga”.
“Tapi aku senang kalau bisa jalan sama dia lagi. Masalahnya Fery, Jen. Gimana Fery?”
“Aku nggak bisa bantu kamu soal ini. Aku nggak ikut dalam perbuatan konyol kamu”.
“Ya udahlah, Jen”.
Jeni ninggalin Ega. Sementara Ega masa bodoh dengan omongan Jeni.
Malamnya Irgi menjemput Ega. Irgi membawa Ega ke tempat yang nggak kalah romantisnya dengan waktu Fery ngajak Ega.
“Ga, aku minta maaf”.

“Soal apa?”
“Aku tau, mungkin permintaan maaf aku ini nggak cukup buat nebus kesalahan aku sama kamu. Aku ninggalin kamu gitu aja,” hati-hati Irgi melanjutkan kata-katanya.
“Waktu itu aku nggak tega mutusin kamu, makanya aku pergi ninggalin kamu”.
Ega terdiam, kegetiran menyelimuti perasaannya. Luka lamanya tertoreh kembali oleh perkataan Irgi yang mengingatkannya pada penderitaan yang ia rasakan sepeninggalan Irgi darinya.

“Ga, maafin aku. Sebenarnya waktu kita masih pacaran dulu, aku udah menjalin hubungan dengan cewek lain, namanya Nela. Aku membandingkan kamu dengan Nela, dengan tujuan ingin mencari yang terbaik diantara kalian berdua. Dengan Nela aku mendapatkan sesuatu yang nggak aku dapat dari kamu. Makanya aku putuskan bahwa Nela adalah pilihan hatiku”.
Air mata yang indah ditahan Ega dari tadi nggak bisa lagi diajak kompromi, kini bergulir di kedua pipinya.

“Aku pergi dari kehidupan kamu dengan harapan aku bisa bahagia dengan Nela. Tapi kenyataannya lain, Nela nggak cuma milik aku, dia juga milik cowok-cowok lain. Sejak aku tau Nela seperti itu, aku putus sama dia, dan setelah itu aku kesepian. Waktu itu aku sempat berpikir untuk kembali sama kamu, tapi aku takut kamu nggak mau menerima aku. Akhirnya kita bertemu di cafe itu. Waktu itu semangat dan keberanianku muncul, karena aku yakin dari tatapan mata kamu, masih ada cinta buat aku,” kata Irgi.
Ega mengatur napas. Tampaknya sulit untuk bicara, karena isakan tangis.

“Aku nggak bisa, Ir”.
“Kenapa?” Irgi terkejut dengan ucapan Ega yang nggak pernah dia duga.
“Aku ingin mencari kebahagiaan seperti halnya kamu. Dan aku rasa kebahagiaan itu nggak aku dapatkan dari kamu, tapi dari orang lain.”
“Siapa orang itu, Ga”.
“Kamu nggak perlu tau siapa dia”.
“Tapi aku yakin, Ga, kamu hanya cinta sama aku.”
“Kamu benar, Ir. Aku memang sangat cinta sama kamu, dan aku sulit untuk ngelupain kamu, tetapi bukan berarti aku nggak bisa melupakan kamu.”
“Tapi gimana dengan aku, Ga. Kamu harus mikirin aku donk!”
“Waktu kamu ninggalin aku, kamu pernah mikir nggak dengan perasaan aku. Nggak pernah kan, Ir?”
“Tapi ....”
“Ir, serbaiknya kamu lupain semua tentang kita. Itu semua masa lalu, dan aku rasa nggak seharusnya kamu ada di sini, aku nggak mengharapkan kehadiran kamu. Pergilah Ir, kamu harus mencari cinta kamu, karena cinta kamu bukan aku.
***
“Hei .....ngelamun terus. Tuh Fery nungguin di bawah, Ga. Kayaknya dia ada sesuatu untuk kamu,” Jeni mengejutkan Ega, sehingga lamunannya berhamburan entah kemana.
“Apa....?”
“Nggak tau. Lihat aja sendiri”.
“Apaan nich Fer?”
“Ntar aja dibuka”.
“Makasih ya”.
Seharian Ega berduaan sama Fery ngerayaan ultahnya Ega yang ke 21. Ega mulai suka sama Fery. Ega nggak sia-sia belajar mencintai dia, karena sekarang Ega memang cinta sama dia.
“Oh ya, Ga, handphone kamu ketinggalan. Tadi aku lihat ada satu missed call dan satu message. Coba lihat”.
Ega meraih handphone di tempat tidurnya. Satu nomor baru, ada satu pesan lagi.
“Selamat Ulang Tahun Ega,” tulis Irgi di handphone itu.

Minggu, 06 Maret 2011

KEPERAWANANKU YANG DIAMBIL PAKSA

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ-ACHWL7SVMLZTYww_l-wd36MOlRv34GO-9vmxuIVr6GhCc3PBv8NuyZgHraZ5f0lW2fq-LZ1Gv8-lJo681sd074F4-clAagj4OwSVbxZ4T9q5p_5pdaO0aL5uPQOrXIzUmPsup0FB04/s320/Perkosa+ABG.JPG

perkenalkan nama saya Lisa. saya gadis berumur 19 tahun.cerita sex saya berawal pada saat saya berada di bangku sekolah menengah pertama.saat itu saya duduk di bangku kelas 2, pada bulan februari saya bertemu dengan seorang laku-laki bernama Juda.
Juda duduk di bangku sekolah menengah atas. Kami saling jatuh cinta dan akhirnya kami memutuskan untuk menjalin hubungan.Pada awal-awal masa pacaran kami hanya melakukan sekwilda, itupun aku lakukan karena aku takut kalau di kecewa dan berpaling dariku (karena sebenarnya aku tidak mau). Kami sering sekali bertengkar karena masalah yang sama yaitu karena aku selalu menolak setiap kali aku di ajak berhubungan badan.

Itu aku lakukan karena aku ingin mempertahankan keperawananku saat itu.Kejadian ini bermula saat orang tuaku pergi, karena kebiasaan kedua orang tua ku kalau pergi pasti pulangnya pagi.aku menghubungi pacarku itu, aku menyuruhnya agar ia cepat datang ke rumahq karena rumahku sedang sepi.selang 15menit kemudian dia meneleponku dan mengatakan bahwa dia sudah ada diluar pagar rumahku. aku pun mengambil kunci gembok pagar rumahku dan membukanya dengan hati-hati.
setelah pintu aku buka dengan cepat pacarku langsung lari ke arah kamarku. karena kebetulan kamarku berada di paling depan dan ada pintunya.setelah aku kembali ke kamar dia memastikan bahwa tidak akan ada celah untuk orang melihat dan masuk.Lalu dia mulai menciumi bibirku, aku pun menyambutnya dengan penuh senang hati. sambil menciumi aku dia mulai meraba-raba tubuhku. di mulai dari mengelus-ngelus pantatku, kemudian naik ke ke dua buah dadaku.Lalu dia menjatuhkan ku di atas tempat tidurku. dia terus menciumi aku dengan penuh nafsu, lalu kedua tangannya menerobos masuk ke dalam buah dadaku yang masih kencang meskipun itu tidak terlalu besar hanya sebesar satu kepalan tangan. dia mulai membuka baju tidurku dan dengan cepat ia melepaskannya dari tubuhku, dan sekarang aku sudah setengah telanjang.
lalu mulutnya turun ke buah dadaku dan dia mulai menciumi buah dadaku sambil menyedot-nyedot puting susuku yang kecil itu.tak lupa tangannya menyelinap masuk ke dalam CD ku.setelah lama ia memainkan buah dadaku, kini ia melepas baju dan celananya. tak lupa ia juga melepaskan bawahan yang masih aku pakai beserta CD yang aku kenakan.dia pun mulai mengarahkan anunya nya ke dalam mulutku, lalu aku kulum dan aku jilati kepala batang kemaluannya itu.tak lama berselang lalu dia meminta ku untuk memasukkan anunya kedalam lubang anuku.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB3sl7qcQYKj_YuC3DMJvmJaAWvtjkaUew84gAZlHi8Pt8O396UVcn5Gu5HSQ0YWLm1JAT2oIwbxhipyApT8KP11hFFopGJZcvYrQN4vUIt760DFnc8P-UXrKjPZhCq8swOMwZPAAKusw/s200/pemerkosaan.jpg

Sabtu, 05 Maret 2011

dia Anisa

 http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRFjGeuQ0J79zzzx98Q4-OdfbejBeWhznf6950rcP-iTOBVid7tDA

Usia baru 17 tahun. Namanya Anisa, ia lebih akrap di panggil Nisa. Dia tinggal di sebuah kampung di pinggiran kota. Kampung itu bernama Bulu kumbang. Nisa tinggal bersama ayah dan kedua saudaranya serta beberapa pembantu di rumahnya._Kecuali bik Ina yang suda tua dan dirinya, semuanya adalah laki laki._Semenjak ibunya meninggal 13 tahun lalu. Nisa sama sekali tak mendapatkan asumsi pendidikan selayaknya seorang perempuan. Dan di tambah lagi sejak sd, smp, sampai sma. Nisa lebih banyak bergaul dengan laki laki._Teman akrab Nisa adalah Agon. Mereka berteman sejak dari sd sampai sekarang. Dan Agon itu masih sepupunya Nisa._Di rumah yang lumayan mewah itu. Bertengger pohon mangga. Pohon itu berada tepat bersebrangan dengan jendela kamar Nisa._Seperti biasa pagi ini. Hari minggu. Agon lagi bertengger di salah satu dahan pohon. Menunggu si merpati putih keluar dan menyapanya dari balik jendela._Si merpati muncul di jendela dan si gagak lagi ngitung mangga di pohonnya._"Gagak suda beranak belom mangganya"._Agon sumringa mendenggar si merpati berkicau._"Suda ... baru sebesar tahi kambing" balasnya._Aw.... aaa... terdengar Nisa menguap._"Nis punuk mu nggak kau ikat lagi ha..." http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQezoXIhNPexUl02DkY6eH0FuMRLwTKOSTOPFhaehzpIBoPRv77

tebaknya._"Malas... Lebih enak begini, santai"._"Dasar unta padang pasir. Di lihat orang lain bisa kebaran tau ha.." recesnya._"Kau mau. Ini ?"._"Hi..... menjijikkan tau !. Kalau orang lain si oke aja ?. Dasar cewek gila... ?"._"Biarin yang penting inilah aku. Ya... hanya aku. wek..."._Nisa, ia lalu mengangkat tinggi ke dua tanggannya dan pinggulnya pun di goyangkannya._Olah raganya kucing._Si gagak bertengger di atas pohon dan lagi asyik nyantap si buah mangga. Katanya rasanya enak.... Menyejukkan jiwa._"Nis kemana kita hari ini"._"Ikut aja. Aku ingin tunjukan sesuatu padamu"._"Sesuatu apa ?"._Nisa hanya tertawah dan lalu ngilang dari balik jendela._Waktu beranjak naik. Agon turun dari tempat tenggerannya dengan dua buah mangga di saku kanan kirinya._Nisa keluar dari balik pintu dengan juba kasnya. Baju pejantan alias pakaian cowok. Dengan berhiaskan topi merah hitam bergaris putih dan sebongka ransel pink di punggungnya. Agon dengan setelan coklat coklat seperti seragam hari sabtu. Dan sebuah ransel hitam buntut tergantung di pundaknya. Keduanya lalu keluar beriringan melewati pintu pagar rumah dengan sebuah tujuan._"Gon semua barang yang ku pinta kemarin suda kau bawah semua" tanya Nisa sambil jalan._"Uda semua. Ini". Agon memberikan mangga yang di bawah ke Nisa. "Sarapan"._"Thanks". Nisa terima buah itu dan langsung di santap tampa ampun._"Nis kemana kita dengan semua barang barang ini"._Si merpati tak menjawap ocean si gagak, ia terus berlalu sambil ngigitin kedua mangga itu sampai blepotan. Laper..._"Nis Nisa...". tak di gubris._Berjalan terus. Dua tiga empat sampai lima belokan di lalui. Keduanya pun sampai di sebuah tanah lapang. Dari yang terlihat ini adalah sebuah stadion sepak bola anak anak kampung di desanya._Di situ Nisa lalu mengeluarkan sebuah bola sebesar bola kasti. Bola itu terbuat dari kaca dan bola itu lalu di angkatnya ke udara. Di tengah tengah lapangan, terlihat sebuah cahaya berkilau kilau memancar dari bawah tanah. Nisa lalu berjalan ke cahaya itu._Agon terkesima, Nisa kembali. Agon kemudian di geret masuk ke cahaya itu bersamanya._Di dalam cahaya, keduanya tiba di sebuah ruangan serba putih dan di tengah tengah ruangan itu seorang wanita bergaun anggun berdiri._"Selamat datang kalian berdua" sambut wanita tersebut._Nisa tersenyum riang. Agon masih seperti orang linglung._"Mana tumbal kalian"._"Tumbal ?". Agon kesentak atas kata kata barusan._"Ini". Nisa menyerakan ranselnya. "Gagak kau juga". Nisa lalu ambil ransel Agon dan juga di serakan._Dengan tersenyum wanita itu mempersilakan Agon dan Nisa masuk._"Makasih" ucap Nisa sambil nyeret si gagak masuk ke pintu jingga yang muncul sendiri setelah mereka berdua di persilakan masuk._"Ransel ku... "._"Ayo jalan" Nisa dengan semangat ngajak Agon masuk ke pintu itu._Berjarak satu meter. Pintu itu terbuka sendiri dan langsung menyedot Nisa dan Agon masuk ke dalam._Awan putih membentang indah di angkasa. Nisa melayang dengan gaun yang sangat cantik seperti bidadari. Gaun yang di kenakannya bercorak pink terbalut indah di tubuhnya. Rambut Nisa yang tadinya pendek seperti laki laki. Sekarang panjang lebat hitam mengurai sampai di kakinya. Belahan dadanya terlihat empat kali lebih besar dari waktu dia bertengger di jendelah waktu itu. Dengan gaya anggun Nisa menari nari di udara._Agon yang tadinya agak kurusan dan sedikit kumal. Sekarang bertubuh gagah seperti Gatot kaka. Jubah yang di kenakannya seperti juba milik Superman. Dengan gaya macoh Agon melayang di angkasa._Nisa menari nari riang di angkasa. Agon kaget, ia melayang kayak setan di udara._"Wa.... apa ini ..."._"Agon kesana yuk" Nisa menunjuk ke sebuah bukit._Dengan suara terdengar gentar. "Apa aku mati ?. Ini Akerat ?'. _"Gon... Agon. Gagak item, we..." Nisa membangil. Agon kebingungan sendiri. "Gagak item.." Nisa lalu berteriak keras di depannya._Agon membelalakan matanya, ia takjub menyaksikan sosok bidadari di hadapannya._"Bidadari ?. Jadi ini benar di surga ?. Jadi aku mati" Agon berkaca kaca. Cewek yang ada di depannya itu seksi end cantik._"Gagak... lihat aku" jelasnya galak. _Sekilas Agon tersadar. Perutnya mulas hidungnya langsung di bekap. Wajah cewek cantik yang ada di hadapannya memang Nisa, Agon tau itu._"Kau kentut ya... " tebak Agon._"Dikit. Gara gara kau si... , bengon melulu"._"Bau banget tau. Bukan dikit atau uda basa ?". _"Sialan lo... Gagak comberan"._"Ini di mana ?"._"Suda ku jelaskan nanti. Ikut aku"._"Kemana ?"._Tiba tiba sebuah benang layang layang mengalung ke leher Nisa. Hal itu menghentikan mereka berdua di tempat. Dan beberapa benang lainnya juga muncul. Satu persatu dari beberapa benang yang lain juga ikut menjerat Agon. Ternyata lagi ada anak anak sedang beradu layang layang._"Ah... Mengganggu saja" Nisa mengeram._Tubuh Nisa kemudian tiba tiba bercahaya. Dengan sendiri nya seluru benang benang itu terputus. Tampa banyak berpikir ke duanya langsung aja melanjutkan perjalanan ke bukit itu._Sampai di bukit itu. Ke duanya terhenti. Sebuah cincin bercahaya raksasa melingkari mereka berdua dan dalam waktu sekejap keduanya menghilang._Hutan hutan terbakar, bangunan kota terbakar dan sebagaian suda hangus. Si merpati dan si gagak prihatin melihat hal itu terjadi di depannya. Cincin cahaya itu tela membawahnya ke kota yang tela di pora porandakan , entah oleh siapa ?._Dari sana sampai sini. Dari sono sampai kesitu. Semuanya suda hangus._"Apa ini semua" Agon terenyu.Si merpati meneteskan air mata, dia sedih._Sebuah petir menggelegar menyambar pepohonan dan menumbangkan pohon itu yang sebelumnya masih berdiri tegak._Nisa dan Agon turuh dari angkasa. Mereka menghampiri pohon yang tumbang tadi. Nisa dan Agon mendapati seorang anak laki laki tergeletak tak jau dari tumbangnya pohon itu. Anak itu di hampirinya dan belum sempat di sentu, anak itu berdiri sendiri. _"Tolong bawah aku ke pusat kota" pintah anak itu._"Apa yang terjadi dengan kota ini" Agon menyela._"Tolong... "._Nisa kemudian langsung mengangkat anak itu dan membawahnya terbang ke pusat kota._Di tengah kota terdapat sebuah menara tinggi. Dimenara itu, anak itu minta diturunkan. Di menara itu anak tersebut turun._"Terima kasih dan sebaiknya kalian segera pergi dari tempat ini "._"Kau kan sudah ditolong. Berani kau katakan itu " Agon merencat._"Terserah la... "._"Gon ayo pergi dari sini ". Nisa merasa ada sesuatu yang tidak mengenakkan yang akan terjadi setelah ini. Dan tiba tiba perasaannya benar, sebuah cahaya hijau menyinar dari menara itu. Nisa dan Agon yang sudah mengudara tak sempat menghindari dari pancaran sinar hijau itu. Seragam superhero yang dikenakan Nisa dan Agon tiba tiba lenyap.

Jumat, 04 Maret 2011

TAK BISAKAH DIA ROMANTIS

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0P4V3KaHNDHv4XuspcSb1xlh5zbxmCz_bWyp9FD1aTRHGF3_jb5A2a6qyzzNVQl_abdrIHeJkKKtY1cSXt3PExnTv3Msev5v2BRlxW3Ut0MG-EaUOQAHTW86d-EnicXCGaPFwyfLoJ8yG/s400/cewek-telanjang-abg-bugil-anak-sma-smu-gadis-mesum-bokep-4.JPG

Gerimis malam itu masih saja belum reda. Aku tetap saja menanti berhentinya kereta api di stasiun Gambir, menunggu kepulangan Abim yang selalu kunantikan suara lembutnya.Jujur aku sangat rindu padanya dan rindu itu kurasa amat menyekam setelah hampir satu tahun ini kami terpisah pada jarak. Abim berkuliah di yogyakarta sedangkan aku sendiri meneruskan kuliahku di Jakarta.


Kereta api sudah berhenti dan penumpang berhuyung-huyung turun. Mataku sibuk mencari Abim diantara kerumunan orang berlalu-lalang. Namun sayang tak kudapati Abim di sana. Janjinya untuk datang menemuiku kurasa hanya janji belaka. Kesetiaanku menunggunya di stasiun selama dua jam berlalu begitu saja. Amat dingin kurasa udara malam itu, tapi hatikulah yang lebih merasakan dingin. Mimpiku yang saat itu akan kurasakan pelukan hangat Abim serasa melayang jauh bersama sepinya stasiun.
Aku masih saja berdiri termangu. Mataku sudah basah akan air mata, menahan gejola hatiku yang kian membara.
“hai…lama ya nunggu aku” ucap seseorang lembut.
Aku berbalik arah. Mataku melotot terkejut melihat Abim telah berdiri di depanku seraya nyunggingin senyum manisnya. Aku hanya tersenyum haru dan semenit kemudian aku segera merangkul Abim, melepaskan kerindukanku padanya selama ini.
“kamu membuatku hampir menangis Bim” ucapku di sela isakan tangisku.
“bukan hampir tapi emang sudah kan?” canda Abim. Aku memukul kecil dada Abim. Merasa haru sekaligus bahagia. Abim hanya tertawa kecil dan mendekapku erat.
“kita pulang yuk..” ajak Abim.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0tWGC26jl8PyDxA_9_cke66xLf_gpa13a0abIJm3mew0ebMygKjqbycOFuKfas_5c1tmnvKPgorOMLEm0dQ50UFsVpMyG9Bu4sUQ8-KIGFTQhNI0_UNwOi1lUfOHTXVp4MMHgFYuJ_1FR/s1600/cewek-telanjang-abg-bugil-anak-sma-smu-gadis-mesum-bokep-14.JPG

Aku termangu sesaat. Kecupan lembut yang begitu kurindukan tak kudapati saat itu. Sikap Abim yang selau kaku tetap kudapati meski telah satu tahun kami terpisah pada jarak. Jujur Abim bukanlah tipe cowok romantis. Abim adalah cowok tegas dan bijaksana yang tak pernah memberiku belaian lembut kecuali dengan canda dan leluconnya. Namun begitu aku selalu sayang dan cinta dia. Aku sendiri yakin bahwa Abim juga mencintaiku. Buktinya selama lebih tiga tahun kami pacaran tak sekalipun Abim menyakitiku. Abim selau membuatku tertawa diantara nada-nada humornya. Selama kami pacaran Cuma sekali Abim menciumku ketika aku ulang tahun dan itupun juga di kening.
“he..kok ngelamun sih, pulang yuk.” Kata Abim mengagetkanku. Aku mengangguk pelan dan membiarkan Abim menggandeng tanganku. Ada yang janggal saat itu kurasakan. Ya.. Abim mau menggandengku.
Satu jam telah berlalu sia-sia. Abim tak kunjung datang malam itu sesuai janjinya untuk menemuiku di taman. Aku hanya sabar menunggu meski setiap menit malam itu kurasakan penuh dengan rasa iri ketika melihat pasangan adam dan hawa yang tengah memadu kasih. Romantis sekali. Aku jadi teringat akan kata-kata Mita tadi siang yang membuat perasaanku bimbang.
“menurut gue pacaran tanpa belaian dan ciuman itu ibarat makan tanpa lauk, kurang lengkap.” Ceplos Mita mengomentariku ketika kuceritakan tentang sikap Abim selama kami pacaran. Mendengar komentar Mita aku hanya tertunduk.
“coba elo pikir selama elo pacaran apa yang sudah Abim kasih ke elo. Cuma kasih sayang? Itu kurang non, apa elo cukup puas dengan ngerasain kasih sayang itu dan apa elo sudah pernah dapat wujud dari kasih sayang itu?”
“maksud elo?”tanyaku tak mengerti.
“misalnya kalau dia apel dia ngasih setangkai mawar buat elo atau setidaknya dia mencium kening elo sebagai ungkapan dia sayang dan cinta sama elo”
“Abim memang tidak pernah melakukannya Mit…” kataku datar.
“lha trus kenapa elo betah. Cowok nggak romantis gitu kenapa masih elo pertahankan. Bisa makan ati tahu nggak! Boro-boro elo dibelai dipegang saja tidak. Menurut gue cowok seperti itu tidak bisa menghargai arti cinta. Elo benda hidup Rini yang kadang juga ingin disentuh, tapi sayangnya elo bego jika harus rela menyerahkan hati elo pada dia.” ucap Mita panjang lebar yang selalu mengiang-ngiang di telingaku.
Apa benar kata Mita? Entahlah aku sendiri tak mengerti. Kadang aku sendiri sempat berfikir apa benar Abim mencintaiku, karena selama ini Abim tak sekalipun membelaiku ketika dia apel. Hatiku benar-benar sakit mengingat itu semua. Abim bukanlah tipe cowok romantis yang selau kuimpikan, Abim yang selau bersikap biasa bila bersamaku dan anehnya semua itu kujalani begitu saja selama tiga tahun lebih Bukan waktu yang singkat memang, karena itu aku selalu berusaha menepis jauh-jauh kegundahanku soal cowok romantis. Tapi tidak dengan malam itu. Ketidaksabaranku menunggu Abim yang molor datang membuatku semakin yakin kalau Abim tidak menyayangiku ataupun mencintaiku. Hubungan itu hanya sebagai hubungan berstatus pacaran tapi tanpa cinta. Meskipun tiga tahun yang lalu Abim resmi mengikrarkan cintanya padaku.
“kamu lama ya menugguku? Maaf mobilku mogok tadi” kata Abim menghentikan niatku yang ingin meniggalkan taman saat itu juga.
“tidak ada alasan lain?” tanyaku sinis. Abim menatapku janggal.
“kamu marah Rin?”, tanya Abim datar.
Aku hanya acuh tak acuh. Aku ingin tahu bagaimana reaksi Abim jika melihat aku marah. Aku ingin Abim mengerti apa yang aku iginkan, menjadi cowok romantis itulah mimpiku. Tidak seperti saat itu. Aku dan Abim duduk dalam jarak setengah meter. Tidak dekat dan mesra-mesraan seperti pasangan lain malam itu.
“Rin maafin aku, tapi mobilku emang tadi mogok.”
“kamu kan bisa telepon atau sms aku bim, bukan dengan cara membiarkanku menuggumu kayak gini.”
“aku lupa bawa Hp Rin.”, ucapnya pelan. Aku tetap tak mengindahkannya.
“kamu tahu tidak bim, malam ini aku semakin yakin kalau kamu memang tidak pernah serius mencintaiku” paparku tersendat.
“Rin kenapa kamu bicara seperti itu. Apa kamu kira selama tiga tahun lebih kita pacaran aku hanya iseng saja. Aku pikir kamu bisa paham tentang aku, tapi nyatanya…”
“ya aku memang tidak paham tentang kamu. Kamu yang kaku dan beku bila di sampingku yang tidak pernah membelaiku dan mengucapkan kalimat-kalimat indah di telingaku. Kamu yang cuma sekali mencium dan berkata aku cinta kamu. Kamu yang tidak memberiku perhatian-perhatian romantis selama ini. Kamu..kamu bim membuatku muak dengan semua ini”, kataku dengan nada tersendat.
Mataku telah tergenang air hangat dan aku sunguh tidak sanggup lagi membendungnya.
“jadi kamu pikir cinta cuma bisa diungkapkan dengan keromantisan Rin, kamu kira apa hubunga kita terjalin tanpa rasa apa-apa dariku?”, tanya Abim.
Aku masih terdiam bisu dalam tangisku.
“Rin..selama ini aku mengira kamu sudah mengerti banyak tentang aku, tapi ternyata aku salah. Kamu bukan Riniku yang dulu..”
“kamu memang salah menilai aku dan akupun juga salah menilai kamu. Menilai tentang hatimu dan tentang cintamu selama ini”
“perlu kamu tahu Rin aku sangat mencintaimu dan sayangnya rasa cintaku ini harus kamu tuntut dengan keromantisan”
“aku tidak bermaksud menuntut bim, aku cuma ingin hubungan kita indah seperti orang lain”
“wujud dari keindahan itu bukan terletak pada keromantisan Rin tapi terletak pada cinta itu sendiri. Aku tidak pernah membelai dan menciummu karena aku menghormati cinta kita. Aku tidak ingin hubungan kita menjadi ternoda dengan hal-hal yang dimulai dari belaian ataupun ciuman. Aku sayang kamu dan dengan itulah aku bisa buktikan seberapa dalam aku mencintaimu”
Dadaku berdesir seketika. Segera kutatap mata teduh Abim. Disana kudapati keteduhan cinta dan kasihnya.
“Rin…jika kamu anggap cinta cuma bisa dinyatakan dengan sentuhan-sentuhan keromantisan itu salah. Cinta bukan cuma itu saja. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjaga hubungan suci itu tetap suci sampai kita benar-benar terikat pada hubungan yang halal. Selama ini aku kira kamu bisa mengrti itu semua. Tapi aku salah dan untuk itu aku minta maaf jika aku tidak bisa menjadi seperti apa yang kamu mau”
“Bim aku cuma..”, ucapku tak kuteruskan.
Ada rasa sesak yang keluar begitu saja di hatiku. Aku telah melukai Abim dan itu bisa kulihat dari kalimat datarnya.
“kamu tidak salah Rin dalam hal ini. Dan sepautnya aku melepaskanmu malam ini, membiarkanmu mencari cowok romantis seperti harapmu. Jangan kamu kira aku tidak pernah mencintaimu, karena itu membuatku terluka. Jujur selama hidaupku aku tidak pernah memikirkan gadis lain selain dirimu”
Bersaman kalimat itu Abim berlalu meninggalkanku. Entah…kenapa bibirku tak mampu mencegah langkah Abim. Semua kurasa bagai mimpi. Hanya dengan satu kesalahan kubuat semua berakhir dalam sekejap.Air matakupun sudah mengalir deras. Seharusnya aku bangga memiliki Abim yang tidak pernah neko-neko. Seharusnya aku tidak mendengarkan pendapat-pendapat Mita tentang cowok romantis. Seharusnya aku tidak membuat Abim terluka saat itu.
Kereta api di stasiun Gambir sudah berangkat dua menit setelah aku tiba di sana. Aku berlari kesana-kemari memanggil-manggil nama Abim dari jendela satu ke jendela lain. Namun usahaku itu tanpa hasil. Kereta api dengan perlahan telah membawa Abimku dan juga cintaku pergi jauh. Aku berdiri terpaku melihat kereta api yang kian menjauh. Sesalku menumpuk. Aku datang terlambat hingga tidak sempat mengatakan maafku pada Abim.
Kini aku mulai sadar bahwa tidak ada yang lebih bisa membahagiakanku kecuali dengan kehadiran Abim. Bagaimanapun dia, romantis ataupun tidak dialah orang yang benar-benar aku cintai. Kenangan-kengan indah bersamanya walau tanpa kemesraan saat itu membelaiku dengan rasa yang teramat. Asaku telah pergi dan itu cuma bisa kulakukan dengan menangis terpekur di tempatku berdiri. Hidupku tiada arti tanpa Abim, dengan mencintainya apa adanya itu sudah lebih dari cukup. Tidak ada lagi tuntutan untuk dia berubah menjadi Abim yang romantis. Rasa sesal telah membuatku menyimpan permintaan maaf untuk Abim.
Sampai dadaku tersentak merasakan tangan seseorang meraih bahuku. Aku menatap tajam wajah itu. Mata teduhnya yang selalu membuatku merasa damai jika didekatnya. Kelebutan jiwanya senantiasa menyuguhkan warna indah dalam memoriku dan sungguh tidak ada yang lebih romantis selain dia….
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcxXpA2c4Kmibl4e2JW-S0gglZ8qilsX2C8L9mwJIk3iODLVdDv4EN0EA6RYklvJ1in738dj-qQ35NeBXCyUV1uxmXAjQypKnbHEe_iFGHe9iwcwHbuJQWxYmg7msOGl4RL9XKeNOwfDtf/s1600/cewek-telanjang-abg-bugil-anak-sma-smu-gadis-mesum-bokep-8.JPG

Suami Punya WIL, Aku Punya Selingkuh

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgftwgTlzQflQ73G_l8QrZASVdlZn4aQJaef-z3LtUY1J-uA0IiXIiJrkR9K3b61h3GPFE8yLltpd_ASkmlsjaBXGnD07aJPZ5gNgoZdKa00VWIBibRcRrWGaiS2TtQaiXuX_zIIMn01DpA/s320/cewek-pink-bikini.jpg
Cerita tentang kehancuran rumah tanggaku mulai terkuak ketika aku mendapati suamiku, Ardi (nama samaran) berselingkuh dengan seorang wanita muda yang masih berstatus mahasiswa. Mereka ternyata telah menikah, diam-diam. Pikiranku kacau, aku tak mampu mengendalikan diri. Perasaan cinta dan kesetiaan yang kujaga selama ini telah dihancurkan Ardi.
Meski aku mencoba bertahan dengan kondisi rumah tangga yang sudah awut-awutan, namun imanku sudah terkoyak. Jadinya apa? Hanya dendam yang membelenggu di benakku. Aku mulai mencari bagaimana mengobati sakit hatiku selama ini. Kalau harus cerai dengan Ardi, aku harus berpikir dulu karena tidak punya apa-apa lagi di kota ini. Kedua orang tuaku sekarang ada di Jawa, sementara aku sama sekali tidak punya pekerjaan untuk menopang hidup seorang diri.
Makanya, aku mencoba mempertahankan rumah tangga kami. Suamiku yang seorang pengusaha, menjanjikan akan memenuhi semua kebutuhan asal aku tidak lagi meributkan pernikahannya dengan wanita itu. Untuk langkah pertama, aku menerima keputusan itu. Aku pikir, itu jauh lebih baik ketimbang mengambil tindakan yang bisa merugikan rencanaku.
Tepat sekali, ketika Ardi pergi berbulan madu dengan isteri mudanya ke Jakarta, aku memanfaatkan kesempatan itu untuk mencari hiburan di luar rumah. Kebetulan saja, Ardi memberi uang belanja untuk sebulan, yang jumlahnya lumayan banyak untuk kuhamburkan.
Mulailah aku berkenalan dengan dunia malam dan cerita pun berkembang menjadi hot. Beberapa diskotik, bar dan tempat hiburan kelas atas kujelajahi. Sampai suatu hari aku berkenalan dengan seorang pemuda di suatu tempat hiburan di hotel berbintang. Ketampanannya cukup membuatku tergiur, apalagi selama ini, hampir tak pernah lagi Ardi menyentuhku. Sebagai wanita normal, tentu saja aku sangat mengharapkan belaian hangat seorang lelaki dewasa.
Perkenalanku dengan pemuda yang bernama Haris (samaran), seolah membuka kesempatan bagiku untuk balas dendam. Apalagi kulihat, Haris cukup dewasa dan pandai menaklukan wanita, termasuk aku. Hanya dalam tempo seminggu setelah perkenalan kami malam itu, aku dan Haris sudah melanjutkan hubungan di atas ranjang. Tak terpikirkan lagi olehku, bagaimana dosa yang harus kutanggung atas perselingkuhan ini. Yang penting aku bisa menikmati kehangatan Haris dan membalas sakit hatiku pada Ardi.
Berbulan-bulan hubungan gelap itu kujalani dengan Haris. Hingga kinipun, aku dan Haris masih terus berhubungan. Kalau suami lagi nginap di rumah istri mudanya, maka Harislah yang menggantikannya untuk menghangatkan malamku. Atau kalau tidak, kami bisa melakukannya di hotel. Begitulah seterusnya hubungan terlarang ini berlanjut. Entah kapan semua ini akan kuakhiri. Yang pasti, aku menikmatinya. Sayang, kini bukan lagi karena dendam, namun rasa – rasanya aku mulai benar – benar jatuh cinta pada Haris

Rabu, 02 Maret 2011

DUA BIBIR

http://lh3.ggpht.com/wknet1988/R23XQJi9ySI/AAAAAAAALxk/cRYvBfvKs48/s800/s1161141078.jpg

Barangkali memang inilah caraku untuk mendapatkan hangat bibirnya. Dengan langsung mencium bibirnya tanpa ada prosesi permohonan izin apa pun yang sangat rumit. Aku tak mau harus menunggu sampai waktu yang entah kapan selesainya hanya untuk mendapatkan lembut bibirnya. Bagiku, tak peduli bagaimana caranya, bagaimana situasinya, bagaimana proses pendapatannya aku akhirnya bisa mendapatkan hangatnya bibir darinya. Hanya mencium saja. Tidak lainnya. Karena aku lebih suka ciuman yang sederhana dan masih dipayungi oleh cinta. Jika ciumanku itu tak lagi dipayungi oleh cinta, aku tak lagi bisa membayangkan betapa susahnya aku harus mencium bibir orang.Dalam ciumanku itu padanya, kurasakan ia pun merasakan hal yang sama denganku. Kurasakan ada cinta di sela-sela bibirku dan bibirnya. Entah sedikit, entah banyak. Kami berciuman tak lebih dari sekadar ciuman. Hanya berciuman saja. Tak lebih dari itu. Mengapa orang-orang berpandangan bahwa berciuman itu merupakan sesuatu yang terkesan vulgar? Itu karena pikiran mereka teramat pendek. Mereka hanya terpaku pada statement bahwa orang tak boleh berciuman hangat sebelum waktunya memiliki pendamping hidupnya. Aku mendobrak statement itu. Aku lebih senang jika berciuman itu dilakukan sekarang-sekarang. Sebab, boleh jadi, aku tak pernah merasakan lagi nikmatnya berciuman itu nanti ketika aku telah menikah. Memang, setelah menikah kita bebas untuk melakukan hal apa saja, tetapi tak ada yang lebih indah bagiku selain merasakan hangatnya ciuman dengan kekasihku saat ini. Hanya sekadar untuk melepas penat dunia saja. Dan sisanya karena aku ingin melumuri bibirnya yang kering dengan air cintaku.Mungkin, kami memang ditakdirkan untuk dapat berciuman saat ini. Itu karena kami masih ditakdirkan memiliki bibir yang kering dan masing-masing bibir itu ingin adanya suatu kehangatan yang tak bisa didapatkan dari apa pun yang bisa menghangatkan sifatnya. Bibir-bibir ini ingin dicium, dihangatkan dengan nafas kerinduan sehingga jiwa yang kesepian ini kembali lagi ceria seperti dulu. Bukan hanya mengecup kening, pipi, tangan, atau yang lainnya tapi bibir ingin mengecup bibir lainnya. Dan saat ini aku ingin sekali mencium bibir kekasihku. Barangkali, ciuman bibirku padanya itu bisa menjadikan sebuah kenangan yang tak akan pernah terhapus oleh waktu dan perubahan zaman yang selalu saja menghapus setiap kenangan yang tak pernah dibuka oleh pemiliknya. Kenangan yang mungkin bisa jadi penguatku dan dirinya ketika kami telah terpisah oleh jarak, waktu, dan kesedihan sehingga di mana saja, entah siang, senja, malam, pagi, siang, senja, lalu malam lagi. Di mana saja, di dalam kamar, kantor, gunung, laut, danau yang sunyi, aku bisa mengenang ciuman indah itu dan mungkin akan tumbuh kembali perasaan cinta yang dulu padanya.Kali ini, ketika aku ingin mencium bibirnya yang lembut dan merah menyala semerah bunga mawar yang termerah, bahkan lebih merah dari mentari senja yang selalu menyinari jalanan yang sepi ia memeluk diriku sangat erat hingga tak ada lagi jarak antara aku dengannya. Ia bersandar di bahuku menikmati kehangatanku dan aku juga menikmati kehangatan dan kelembutan tubuhnya karena memang malam ini sedingin batu es yang ada di dalam sebuah kulkas. Ia memandang padaku dengan tatapannya yang penuh cinta. “Aku sayang padamu,” katanya sambil tak lepas memandang wajahku dan membelai pipiku. Hasrat ingin menciumnya sangatlah di dalam hatiku sehingga perlahan-lahan kusentuh bibirnya itu dengan bibirku. Sangat pelan, karena aku ingin ia merasakan apa yang kurasa sekarang.Kucium bibirnya dan kami pun berciuman entah berapa lama. Yang jelas ada kehangatan yang sangat menjalar ke tubuh kami berdua. Ia memejamkan matanya dan menikmati apa yang sedang kami nikmati bersama. “Jangan hentikan,” katanya. “Tidak akan, entah sampai kapan aku akan menciumimu,” jawabku. Kami berciuman di sebuah ruang tanpa batas tanpa cahaya tanpa sekat waktu yang bisa menegurku. Tidak ada orang lain di sana, hanya berdua. Berdua saja.“Ada rasa kerinduan yang mendalam ketika suatu hari nanti aku tak bisa lagi berciuman dengamu,” katanya padaku setelah kami berciuman. Entah apa maksud dari perkataannya itu, yang jelas setelah aku berciuman dengannya ia hilang bersama hilangnya merah senja yang seperti bibirnya yang memerahkan jalanan ini. Ia hilang entah ke mana.Akh, belum sempat aku berkata padanya –tapi tidak apa-apa, ciumanku itu bisa berarti kata-kata cinta padanya.***“Izinkan aku berkata tentang cinta,” katanya padaku sehabis berciuman. Memang cinta sangat gampang diucapkan, namun tak pernah ada yang berkata tentang cinta yang sesungguhnya. Memang mudah dimengerti, tetapi sulit untuk dipahami dengan sungguh-sungguh. Itulah yang menyebabkan sangat sedikit orang yang mencintai secara sejati. “Sangat mudah mendapatkan cinta, tetapi sangat sulit mencari cinta yang cocok dengan hati kita,” katanya seperti menangkap pikiranku.Kami memandang langit malam berdua saja. Memang dingin udara pada malam. Namun kami tetap saja hangat karena ciuman kami barusan mampu menghangatkan jiwa yang kesepian sampai malam tergantikan oleh pagi. Memandang langit yang gelap tak ada bulan tak ada bintang yang ada hanya kegelapan, namun bagi kami berdua tak menjadi masalah. Bagi kami malam tetaplah gelap meskipun disinari oleh bintang dan bulan. Kegelapan tetaplah kegelapan, tak pernah bisa berubah menjadi terang. Kecuali atas seizin-Nya. Di tengah kegelapan itu, aku memandang wajah kekasihku dengan penuh sayang. Ia pun melakukan hal yang sama padaku, memandang dengan penuh cinta. Namun kali ini aku menangkap sebuah sinar yang aneh dari pancaran matanya. Seberkas sinar yang sangat mengganggu pikiranku. Aku menangkap hal seakan-akan aku takakan pernah bisa melihatnya lagi di kemudian hari. Entah benar entah hanya ketakutanku saja. Yang jelas pikiran itu menguasai pikiranku.***“Aku harus pergi sekarang. Maaf jika aku harus meninggalkanmu selama beberapa lama,” katanya padaku.“Pergi ke mana?”“Entahlah, pergi tanpa tujuan memang mengasyikkan bagiku. Dan sekarang aku akan melakukannya.”“Sangat aneh, pergi tanpa tujuan bu...”“Memang aneh, tetapi aku sangat menyukainya. Bukankah kau juga menciumku kadang tanpa tujuan yang pasti?” ia memotong pembicaraanku.“Dan kepergianmu itu tanpaku?”“Aku takbisa mengajakmu karena aku ingin menikmatinya sendiri.”Aku takbisa memaksanya untuk tidak pergi dariku. Ia memang begitu, jika ada keinginan ia akan berusaha untuk mengabulkan keinginannya meski banyak halangan. Ia memelukku dengan erat seakan-akan ia menenangkan pikiranku yang kacau karena rencananya itu. Hangat terasa tubuhnya menempel di tubuhku. Pelukan yang mungkin takakan pernah kurasakan lagi setelah ia pergi. Ingin aku menciumnya sekali lagi, tetapi tak kulakukan hal itu. Aku malu untuk mengulangi ciuman itu. Aku tak ingin cintaku rusak hanya karena aku menciumnya dua kali. Kami diam tanpa kata. Tanpa suara. Tanpa desah. Tanpa gerak. Hanya diam saja. Berpikir tentang pikiran kami masing-masing.“Kapan kau kembali lagi padaku?” tanyaku.“Jika waktu memang menakdirkan kita bertemu, kita pasti bertemu. Tunggulah aku di sini selama kau mampu untuk menungguku. Jika kau percaya padaku, maka aku akan kembali padamu meski dalam jangka waktu yang tak ditentukan,” katanya dengan air mata mengalir di pipinya.Kuusap air matanya dengan tanganku. Ia mencium bibirku dengan hangat. Hanya ciuman saja. Ciuman perpisahan. Ciuman yang penuh kenangan dan barangkali penuh luka.   ***Di jalanan yang memerah karena sinar mentari senja ini. Aku menanti kedatangannya, tanpa suara, tanpa gerak yang menggerakkan otot-ototku yang mungkin saja telah kaku. Ia tak kunjung datang pasca ciuman itu. Entah ke mana kekasihku itu hilangnya. Mungkin karena ia dilahirkan dari mimpiku maka ia bebas untuk pergi ke mana pun ia suka. Tapi bukan berarti ia bebas pergi ke mana pun ia suka tanpa pamit padaku. Ia tidak tahu aku mulai bosan untuk menantinya, untuk menunggu hangat bibirnya. Ia tak tahu bibirku kering ketika aku terpaksa harus berciuman dengan bayangannya karena rasa rindu yang teramat sangat padanya. Aku tak mungkin terus menerus bercumbu dengan bayang-bayang dirinya.Senja pun perlahan-lahan meninggalkanku hingga kegelapan malam datang. Malam semakin tua, namun aku tetap di sana menanti kedatangannya. Malam beranjak menghilang diganti oleh fajar pagi yang kembali mencerahkan jalanan ini dan aku masih tetap di sana. Sampai senja kembali muncul pun aku masih menunggu ia di sana. Begitulah aku menanti dia, dari hari berubah menjadi minggu berubah lagi menjadi bulan, tahun, dekade dan berabad-abad.“Sampai mati aku akan menantinya,” kataku entah pada siapa. Mungkin bicara sendiri memang gila. Tapi jika memang itu yang terbaik untukku. Berbicara sendiri menjadi sebuah kenikmatan tersendiri bagiku saat ini.Sampai daun berguguran lalu tumbuh lagi gugur lagi tumbuh lagi gugur lagi, aku masih di sana. Di jalan tempat aku bertemu dengan kekasihku yang dulu pernah aku cium bibirnya.“Sampai mati aku mencintainya, sampai mati aku mencintainya,” kataku entah sampai kapan kuucapkan.Malam gelap kembali menyelimutiku.

TIARA LESTARI FOSE BUGIL

http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/16/sm1tiaralestari16.jpg


http://images.tonosolo.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/RoH7TwoKCrsAAFxP5BQ1/tiaradlmd.jpg?et=j6XFtfXv2QCupO8XjCB4fQ
SEKILAS melihat tampilan Tiara Lestari, orang akan mudah teringat pada super model Naomi Campbel.
Rupanya aksi panas gadis itu di majalah Penthouse mengundang ketertarikan majalah pria paling kondang sedunia, Playboy. Majalah yang telah beredar resmi di 28 negara itu meminta Adam untuk kembali mengabadikan lekuk tubuh Tiara.
 Setelah menembus Playboy terbitan Spanyol, Adam yang terlihat antusias dengan Tiara itu juga berencana memajang gadis asal Indonesia tersebut di sampul kalender model sensual yang akan diterbitkannya. 
mau liat foto bugilnya silahkan klik 


http://r1baca1.files.wordpress.com/2010/07/hai-edisi-jojo-dan-sinta-r1baca1-blog.jpg?w=430&h=553

Ngentot Memek gadis bispak


Ngentot Memek Cewek bispak kali merupakan pengalaman yang paling mengesankan dalam hidup gw gimana tidak sebab dalam sehari gw dapat ngentot memek dua orang cewek bispak selang waktu beberapa jam saja! nasib gw emang beruntung banget hari itu udah dapat ngentot memek cewek cantik trus gratis lagi ngentot memek kedua gadis bugil bispak itu!hahahaha mantaf tenan pokoknya pengalam hari itu pengalaman terindah dalam hidup gw pokoknya! service kedua gadis bispak itu sangat sangat memuaskan, blowjobnya keren trus memek kedua cewek bispak itu masih keset banget sehingga gw puas banget ngentot dengan kedua gadis bispak alias bisa di pack ehhhhh bisa dipake maksudnya!hahaha…..
Koleksi Fhoto Ngentot Memek TANPA SENSOR


video bokep luna maya vs ariel


Ngentot Gratis Memek Jablay

Ngentot Gratis Memek Jablay
Mau Ngentot Gratis Memek Jablay di gambar ngentot memek jablay gratis diatas? pasti jawaban kalian semua mau!hehehehe…. dasar orang indonesia sukanya gratisan aja! sama kaya gw!wekekeke foto cewek jablay diatas lagi nafsu lo ada diantara kalian yang mau menemani dan ngentot seharian memek jablay ini! tapi ada syaratnya kontol cowok tersebut harus gede agar bisa

Selasa, 01 Maret 2011

GALERY FOTO BOKEP



http://img5.uploadhouse.com/fileuploads/3272/3272512b95fe4b61d8c3494b24af85d32c4e3d9.jpgdesahan cewek bispak

nenen sexy dan menggairahkan dan siap booking
bispak kos,cewek bookingan,foto cewek chinese ect


download videonya abg abg yang cantik cantik dan manis manis 
mau lihat yang lebih hot atau meki mulus dan toket gede 

bispak bispak high class yang bisa dibooking short time or full time

Pembantu Rumah tangga




Saat usia 14 tahun ketika aku berhenti sekolah SMP; aku dibawa oleh Paman yang telah lama merantau ke Jakarta untuk dicarikan pekerjaan. Setelah menginap beberapa minggu di Rumahnya, aku akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai PRT yang diperoleh memalui seorang Calo, aku sangat tertarik dengan pekerjaan itu. Lalu aku dibawanya dan diperkenalkan pada keluarga Kaya di Jalan Durian , Keluarga pak Abdurahman yang tingggal di Komplek Bintoro. Dari sanalah perjalanna hidup ku memulai. Aku mendapat bayaran satu bulan 600 Ribu, aku harus merasa cukup dan puas, karena makan sehari-hari telah ditanggung oleh keluarga pak Abdurahman, juga di bagian belakang rumah disediakan kamar khusus, tidak besar tetapi cukup untuk sebuah ranjang kecil dan lemari plastik yang telah mereka sediakan. Gaji yang aku terima setiap bulan ku kumpulkan, dalam tiga bulan sekali aku kirimkan ke Kampung untuk mambantu ibu dan bapak yang hanya sekedar buruh tani pada pak haji Makmur. Tiga adiku masih kecil-kecil dan mereka butuh biaya untuk sekolah. Dan untukku sama sekali tak tersisakan. Aku pikir aku tak perlu menabung karena aku sudah mendapat cukup sandang dan pangan dari majikan. Setelah beberapa selang waktu aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan pekerjaan yang begitu banyak sekali, memasak , mencuci pakaian, membereskan kamar dan setiap ruangan yang ada di rumah yang berukuran mega besar serta membantu masak bu Abdurahman , tidak membuatku merasa kewalahan, aku justru merasa senang dan kerasaan tinggal bersama keluarga Pak Abdurahman. Suka cita selama bekerja membuatku selalu setia terhadap mereka. Apalagi Bu Netty Abdurahman sangat dekat denganku, aku hampir setiap saat mendapinginya, untuk berbelanja ke Supermarket , ke salon dan kemana saja pergi, dia tak pernah memperlakukan aku seenaknya, tetapi aku sadar bagaimanapun aku tetap perkerjanya. Tarmaji Sopir yang selalu setia malah pernah berkata bahwa aku seperti putrinya bu Netty , orang tak akan mengira aku pembantunya yang dari Kampung, aku kadang merasa malu karena sering orang terkelabui, tapi memang kenyataannya seperti itu. Tak pernah aku terpikir apalagi setelah Tarmaji berkata bahwa jika dia belum menikah dia ingin mempersuntingku, katanya aku Gadis yang sangat cantik sekali, tak cocok jadi Pembantu rumah tangga. Itulah mungkin alasan banyak orang mengira aku Putri Bu Abdurahman. Sebenarnya aku tak pernah memperhatikan diriku sendiri, apalah arti dari rupawan, tapi semenjak Tarmaji memberikan pujian, aku mulai tertarik berdiri didepan cermin, memperhatikan tubuhku yang tinggi langsing, wajahku yang lugu, aku tidak merasa ada yang lebih, kulitku yang kuning langsat dan hidungku yang mancung bukan suatu yang istimewa bagi diriku. ''Ningsih, kalau kamu berdandan dan berpakaian yang ngetrend-ngetrend, pacarnya Den Fahri dan Aden Jamal akan kalah cantiknya'' Ujar Tarmaji disuatu kesempatan ketika aku menyiram tanaman dihalaman Rumah.''Ah kang Tarmaji, ada-ada saja''. Aku malas mengomentari Den Fahri tengah menyusun Skripsi dan satu tahun lagi dia akan menyandang gelar Insinyur Pertambangan dan den Jamal yang masih kuliah dit semester 7 sangat rajin belajar, keduanya sangat baik sekali , mereka menganggapku seperti saudari sendiri. Aku menegenal mereka saat mereka masih duduk di Bangku SMU, sekarang mereka sudah menjadi orang-orang yang dewasa dan aku sendiri sudah mencapai usia 22 Tahun. Tujuh tahun berlalu begitu cepat adik-adik ku pun sudah tumbuh besar, dan aku sendiri setia menemani bu Abdurahman dengan menjadi PRTnya. Dalam tujuh tahun aku hanya 5 kali pulang kampung, terakhir tahun lalu. Yang semulannya aku merasa bahagia dan kerasan tinggal bersama mereka tetapi akhirnya aku menemukan ketakutan yang luar biasa, aku ingin meninggalkan mereka selekas mungkin dan itu jalan-jalan satu satunya untuk keluar dari segala kemelut.Awalnya pada suatu tengah malam 6 bulan yang lalu disaat aku terbering gelisah diatas kasur tiba-tiba lampu kamar mati , gelap gulita menyelimuti dan sesorang menyelinap masuk kedalam kamarku. Dia langsung mendekamku dengan telapak tangannya, mulutku dibungkam dan dia menagancam akan menganiayaku jika aku berteriak dan meronta.
Aku merasa takut sekali , dan membiarkan dia melakuakn apa saja yang dia mau. Setelah dia berbuat kebiadaban, kebejatan, lalu dia pergi, aku hanya bisa merintih sedih dan menahan isak tangis yang disimpan didada, aku tak begitu mengenalinya karena gelap, dan suara diapun juga aku tak mengenalinya karena dia sengaja merubah bunyi sauaranya.Aku merasa takut yang luar biasa , esok harinya sambil mengerjakan pekerjaan yang biasa, aku murung sekali, Bu Netty merasakan itu. ''Ada apa kamu, Ning. Sakit Ya '' tanyanya saat dia membantuku menyiapkan Sarapan untuk Keluarga.''Tidak, bu. Saya hanya kurang tidur ''. Jawabku tak panjang
.

Aku tak akan menceritakan kejadian yang trerjadi pada saat malam. Fahri dan Jamal muncul dan sudah siap untuk datang ke meja Makan. Pak Abdurahman masih di kamar mandi. Setelah semua hidangan untuk sarapan tersaji lengkap, aku tinggalkan mereka lalu pergi ke depan rumah, Tarmaji yang sedang mengelap mobil Mercedez milik pak Abdurahman menatapku heran. ''Ada apa kamu, Ning. Kau nampak kusut dan pucat sekali, Sakit Ya''Aku sengaja tak membalas menatapnya tapi kukatakan bahwa aku mungkin sedang sakit. ''Kalau kamu sakit, sudah saja istirahat dulu, bilang sama Ibu. Istriku bisa temani kamu ke Puskesmas. Kamu bisa naik Mikrolet sama si Atin''. Tawar dia, akupun tak menatap wajahnya lagi. Terpikir mungkin lelaki yang menggerayamiku adalah dia. Kalau memang dia akan kulaporkan ke Polisi, dan dia bersandiwara. seolah berlaga baik, Ternyata kejadian yang pernah kualami itu berungkali terjadi, sehingga aku mengenali lelaki yang telah melampiaskan nafsu birahinya pada diriku. Aku sungguh tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Dibawah tekanan suatu ancaman aku dibuatnya tak berkutik bahkan tak mampu mengadu dan berterus terang pada siapa-siapa, menjadi orang bodoh memang tak bisa berbuat apa-apa. Yang awal-awalmnya adalah suatu pemerkosaan tetapi akhirnya menjadi suatu layanan yang terpaksa, karena aku takut, karena aku malu dan aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat . Yang tersirat dalam pikiranku hanyalah meninggalkan Rumah tempat kerjaku secepatnya, tetapi bagaimana ? uangpun aku tak punya, semua uangku habis untuk keperluan hidup keluargaKu di Kampung, Mungkin menunggu mendapat gajih yang terakhir, tetapi aku mulai merasa sakit dan beberapi hari terakhir perutku mules dan aku merasa mual hingga muntah-muntah. Bu Netty pernah menyarankan aku ke Doktor dan pernah menawarkan untuk mengantar. ''Kamu harus ke Doktor, Ning. Nanti sore Ibu ada waktu, kalau kamu mau kita pergi.'' ajak bu Netty''Ah saya nggak apa-apa, Bu. Mungkin hanya kelelahan''.'Ya, Istirahatlah dulu, Hari ini bapak nggak ke Kantor, dan Ibu nggak kemana-mana juga''. Aku tahu bahwa ini semua adalah dari pikiranku yang sangat kacau dan kecemasanku yang berlebihan. Aku memang merasa sakit sekali, lalu aku pergi ke kamarku setelah bu Netty benar2 mempersilahkanku untuk istirahat. Tapi aku baru teringat, masih banyak cucian yang baru kering belum disetrika, dan akupun menuju kamar penyimpanan pakaian bersih yang baru dicuci didekat ruang makan, dari sana terdengar suara pak Abdurahman, dia datang dari kamar tidur dan menuju ke ruang makan untuk Sarapan. Fahri dan Jamal sudah lebih dulu sarapan dan mereka sudah pergi dengan kesibuknannya masing-masing. '' Si Ningsih kemana ?'' tanya dia pada bu Netty. ''Dia kurang sehat, biarkanlah dia Istirahat hari ini''. Bu Netty tak tahu bahwa aku ada di kamar sebelah sedang mengistrika. ''Sudah lama aku ingin bicara tentang si Ningsih'' kata pak Pak Abdurahman ''Memang ada apa, Pak ?'' ''Belakangan ini saya lihat dia tidak seperti biasanya. Bu, dia itu sudah bekerja pada kita 8 tahun. Saya pikir lebih baik dia kembali ke Kampungnya, atau mencari pekerjaan lain yang bisa memberikan dia harapan untuk masa depannya''. '' Ah bapak, ada-ada saja''. Terpa bu Netty. ''Ini serius, Bu. Bayangkan kalau di Kampung Perempuan seusia dia itu, sudah punya anak empat. Dia sudah berusia 22 Tahun  


, tidak punya jodoh. Biarlah dia mencari jodoh di kampungnya, Dia itu cantik , Bu. Kalau dia bekerja di tempat lain, di swalayan atau di pabrik, dia bisa ditaksir banyak pria''. ''Untuk pengganti dia, saya ada tawaran dari pak Juned sopir di Kantor, ada permpuan berusia 45 tahun, janda beranak 3, katanya mencari pekerjaan sebagai pembantu, untuk PRT lebih cocok yang usia segitulah,Bu''. Lanjut pak Abdurahman ''Bapak ini beneran maksudnya ?'' ''Iyya lah , Bu. Saya kasihan lihat si Ningsih, dia butuh harapan untuk hidupnya. Kita bisa dia beri pesangon untuk bekal untuk memulai hidup baru. Bicaralah sama dia baik.baik, dan jelaskan maksudnya''. Bu Netty tak terdengar suaranya lagi, aku duga dia sedang menimbang-nimbang suatu keputusan. Bagaimanapun aku merasa lega mendengar percakapan mereka, terbentang dalam pikiranku, aku akan terbebas dari kemelut ini. Aku akan memulai hidup baru , di kampung atau kemana saja mencari kehidupan lain, dari pada menjadi Perempuan Pelampias Nafsu birahi seorang lelaki . Tiba-tiba bu Netty datang pada ku dan membelai rambutku. ''Ning, aku sangat sayang padaMu, bagaimanapun kamu seperti saudara kami sendiri, tetapi ada yang akan lebih baik untuk hidup kamu. Kami akan kasih kamu modal untuk memulai suatu usaha atau kamu bisa gunakan untuk apa saja modal tersebut, terserah kamu. Mulai minggu depan kamu tak usah bekerja lagi. Akan kami urus semua rencana kepulanganmu. Si Tarmaji akan mengantarkan kamu ke Kampung, Kemaslah dan bawa semua barang milikMu. Bagaimana menurut Mu , Ning?'' Aku tidak merasa kaget dengan ungkapan bu Netty yang secara tiba-tiba, malah aku merasa senang dan tak terbebani. Akupun hanya menganggukan kepala tanda setuju dan tak tahan meneteskan air mata. Bu Netty nampak juga sedih, dia mengusap-usap rambutku. Lalu memberikan amplop yang isinya uang sebanyak 5 juta rupiah dan bungkusuan yang berisi pakaian baru beberapa helai. Terpikir sementara aku akan balik dulu ke Kampung dan setelah itu akan mencari pekerjaan lain di Jakarta atau di kota lain. Tetapi setelah 4 bulan aku berada bersama orang tua, perutku menjadi buncit dan membesar, setelah diperiksakan di Puskesmas, aku dinyatakan hamil seumur 5 bulan. Aku kaget dan kuceritakan pada orang tua ku kejadian apa yang sebenarnya saat masih bekerja di Jakarta. Ibuku hanya menangis tersedu, dan bapakKu nampak marah dan geram sekali. Empat bulan kemudian seorang bayi perempuan cantik munggil terlahir, aku gendong kemana-mana. Tak peduli banyak tentangga mencela dan berseloroh, bahwa putri yang ku sayangi anak haram, aku tetap mendekapnya era dengan penuh kasih sayangt. Namun bapak sering mendesak agar aku berterus terang dan membuat surat untuk menyatakan pada keluarga Abdurahman tentang siapa bapak anak itu yang sebenarnya. Akhirnya dengan suasana hati yang tak menentu aku tulis surat itu dan bapak sendiri yang pergi ke Jakarta untuk menemui keluarga Pak Abdurahman. Beruntung sekali saat bapak datang ke Rumah mereka, bu Netty dan pak Abdurahman sedang berada di Rumah, Mereka sangat kaget dengan kedatangan bapakKu yang sama sekali tidak diharapkan, mereka tak mengenal sama sekali pada dia, namun saat bapakku memberitahu bahwa dia adalah bapakku mereka nampak ramah, tetapi saat mereka disodorkan Surat dariKu mereka kaget sekali. Bu Netty sempat terkulai pinsan setelah membaca surat itu dan Pak Abdurahman malah sangat marah sekali, dan wajahnya tidak tiba memerah dan sangat geram. ''Ini tidak mungkin, ini Fitnah, kalian hanya ingin menghancurkan dan memberi Aib terhadap keluarga kami, ini penghinaan, Keterlaluan, Pergi dari sini.'' bentak pak Abdurahmann dengan nada yang berapi-api tak tahan menahan amarahnya. BapakKu yang bodoh dan dari kampung hanya merunduk, meski dia mempunyai harga diri yang selalu dibanggakannya, tapi saat itu hanya bisa mematung dan membisu dimurkai oleh pak Abdurahman. Saat datang kembali ke Rumah dengan wajah yang pilu tak berseri, namun tetap merasa puas dengan apa yang telah dia lakukan. ''Ning, apapun cercaan mereka terhadap kita, yang penting Ayah telah memberitahu mereka yang sebenarnya dan itu harus kita lakukan''. Tutur bapak dengan penuh kesebaran. Setahun berselang sudah puntriku DEWI ARUMBI berusia satu tahun pula, aku menyempatkan pulang dari Bogor kota tempat kerjaku untuk merayakan ulang TahunNya. Semenjak dia berusia 6 bulan dia sering aku tinggalkan dan tinggal bersama orang tuaKu. Si Cantik PutriKu nampak gembira melihatku datang dan sangat senang dengan hadiah yang ku bawa, Boneka Munggil yang ku Beli di Pasar baru. Kami rayakan Ulang Tahun dia bersama-sama didalam rumah panggung berbilik bambu, Aku, ketiga adiku, ibu dan bapaku bernyanyi Selamat Ulang Tahun bersama-sama sambil mengelilinginya yang duduk di tengah dekat Nasi Tumpeng Kuning dengan lilin kecil dipuncaknya yang terus menyala. Lalu tiba-tiba dari pintu terdengar ketukan dan berulang terdengar suaranya, adikKu lekas -lekas membukanya. Tak pernah diduga dan diharapkan seorang Perempuan sebaya yang berparas cantik berdiri dengan uraian air mata, Pangkuan tanganya mendekap keranjang Rotan yang berisi kado-kado yang terbungkus rapih . ''Izinkan saya merayakan Ulang Tahun CUCUKU, Fahri ayah dia akan datang nanti sore''. Bu Netty melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah ditemani dengan deraian air mata di pipi. Setelah meletakan keranjang rotan itu, dia meraih Dewi dan mengecup pipinya 
.

Terpaksa Kok 10 Kali


Aneh juga rasanya, jika terpaksa kenapa persetubuhan itu bisa berlangsung 10 kali? Tapi terpaksa atau manasuka, bagi Kadar, 40, apa yang dialami istrinya sungguh merupakan pelecehan harga diri. Maka satpam pengganggu bini orang itu harus membayar mahal ulahnya. Saat mancing di kolam sendirian, Bambang, 40, langsung diclurit sampai mati.

Rejeki memang tidak selalu paralel dengan tampang. Bambang ini contohnya. Meski tampangnya ganteng macam bintang sinetron, tapi pekerjaan sehari-harinya hanya jadi satpam terminal bis Wirosari, Purwodadi Grobogan (Jateng). Maka teman-teman sepekerjaan suka meledek peruntungannya yang buruk tersebut. “Tampang seperti Bambang Trihatmojo anak Pak Harto, tapi pekerjaan kamu bambungan (setengah nganggur),” kata teman-teman saat nggarap Bambang.

Ingin sebetulnya Bambang mengubah nasib, tapi hanya lulusan SMA di era gombalisasi, apa yang bisa diandalkan? Sampai lecek ijazahnya difotokopi dan kemudian dilegalisir, tapi tak ada juga perusahaan yang mau menampung tenaganya. Maka ketika ada lowongan satpam di terminal bis, diterimanya dengan senang hati. Bak seorang pejabat yang mau menerima promosi jabatan, Bambang bilang: sebagai orang muda, aku siap ditempatkan di mana saja!
Menjadi satpam jelas penghasilannya terlalu kecil, sehingga tak bisa untuk menghidupi keluarga. Tapi beruntung, Bambang bisa memanfaatkan nilai tambah pada tampang dan penampilannya. Ketika ada perempuan “gatel” yang jatuh cinta padanya, langsung dimanfaatkannya. Maksudnya, dia bisa memperoleh imbalan materil setelah berkeringat melayani kebutuhan onderdil. Ya, jaman Menpen Harmoko dulu ada koran masuk desa, kini ada pula gigolo masuk desa!


Utami, 34, adalah wanita dari Desa Kunden Kecamatan Grobogan. Dia merupakan perempuan kesepian yang hot yang haus akan kehangatan lelaki. Maklum, Kadar suami tercinta selama ini sibuk dengan pekerjaannya di Surabaya. Dia pulang hanya sebulan sekali, sehingga aspirasi urusan bawah Utami kurang terpenuhi. Padahal sebagai wanita muda nan enerjik, dia masih membutuhkan siraman cinta itu minimal seminggu dua kali. Lha kok ini baru ketemu sebulan sekali, apa tidak kodok kalung kupat, awak boyok sing ra kuwat (baca: mana tahan)?
Visi (pandangan ke depan) Utami dalam soal asmara cinta, memang boleh juga. Bila kaum lelaki jauh istri dianggap wajar saja “jajan” di luaran, kenapa kaum wanita tidak? Istri Kadar mencoba memberontak, agar posisi wanita juga setara dalam urusan nyempil tapi sangat prinsipil itu. Maklum, Utami juga tak yakin bahwa suaminya di Surabaya lempeng-lempeng saja. “Bagaimana saya tahu yang sebenarnya, wong burung lelaki tak dipasangi spedometer,” begitu batin Utami untuk meligitimasi ulahnya.
Utami yang hot sudah berbulan-bulan ini berbagi cinta dengan satpam ganteng Bambang. Sebagai imbalan, dia cukup memberikan sejumlah uang untuk bisa dibawa pulang bagi keluarganya. Satpam Bambang senang sekali. Sudah dapat uang, dapat pula goyang. Apa lagi bini Kadar ini juga bukan perempuan koden (kebanyakan). Dia cukup cantik, bodi juga masih menjanjikan dalam usia menjelang kepala empat. Maka tanpa imbalan apapun, sesungguhnya Bambang tulus ikhlas saja menyumbangkan “tenaga”-nya.
Lalu sampailah kejadian beberapa hari lewat, ada warga yang mencium praktik selingkuh Bambang – Utami ini. Keluarganya pun diam-diam mengabari Kadar untuk pulang. Tentu saja setibanya di rumah si Kadar Skm (suami kebobolan melulu) ini segera menginterogasi istrinya. Tapi ternyata Utami berkelit, dengan alasan semua itu terjadi bukan kemauannya, alias diperkosa. Sudah berapa kali diperkosa Bambang? “Baru sepuluh kali, Mas…,” kata Utami keceplosan, karena saking takutnya.
Istriku adalah orang kepercayaanku, begitu prinsip Kadar. Karenanya meski penjelasan Utami tendensius, karyawan pabrik di Surabaya ini menelannya begitu saja. Bahkan kini dia menyimpan dendam pada satpam yang masih tetangganya tersebut. Maka saat Bambang mancing di kolam sendirian, langsung punggungnya dibabat clurit. Meski mencoba melawan, sia-sia saja lantaran bacokan berikutnya dikirim bertubi-tubi. Bambang tewas dengan membawa segala dosanya. Sedangkan Kadar, meski harus meringkuk di Polres Grobogan, tapi merasa puasss, puasss, puassss!

Asmara Para Tua Bangka


Nafsu lelaki rupanya tak mengenal batasan umur. Meski usianya sudah antara kepala 5 dan 7, kakek Mangun, Wongso dan Padmo dari Kulon Progo (DIY) ini masih semangat juga “ngeroyok” janda muda tetangga sendiri. Namun akibat ulahnya menodai Ny. Kemisem, 26, kini mereka mendekam di Polsek Lendah
.
Gairah kaum lelaki konon diukur dari gerak kepala ketika usia sudah jompo dan bau tanah kuburan. Perhatikan saja, dalam keadaan diam kepala seorang kakek pastilah akan mengangguk-angguk ke atas ke bawah. Itu maksudnya tak lain, dia masih mengajak dan hayo saja dalam urusan kehangatan perempuan. Beda dengan kaum hawa; dalam usia jompo mereka akan menggeleng kepala ke kanan dan kiri. Itu maksudnya: emoh, emoh, emoh…!
Rupanya seperti itukah perangai tiga kakek dari Desa Wahyuharjo Kecamatan Lendah ini? Sangat boleh jadi. Soalnya, meski beda umur masing-masing 10 tahun, ketika membahas janda Kemisem tetangga sendiri, mereka kompak sekali. Di pinggir sawah, mereka sering mempergunjingkan janda kembang yang berbodi seksi tersebut. Mbah Mangun yang berusia 55 tahun, mengagumi rambutnya yang panjang nan hitam. Begitu pula Mbah Wongso yang usia 65 tahun, dia terpesona pada betis si janda yang mbunting padi. “Awake jan semog, nek dikeloni tonjo tenan (bodinya seksi, kalau dikeloni mengasyikkan),” kata Mbah Padmo yang berusia 75 tahun.
Apakah ketiganya bersaing memperebutkan Kemisem? Tidak, ketiga kakek ini justru bersepakat membangun koalisi, untuk menuju ke pencoblosan bersama. Cuma mereka sangat tahu diri, dalam kondisi yang sudah sama-sama renta, mana mungkin Kemisem sudi meliriknya? Salah-salah mereka malah akan dipisuhi (dimaki) sebagai kakek yang tuwa tuwas (tak tahu diri). Asal tahu saja, di rumah ketiganya masih memiliki istri sendiri-sendiri, yang masih siap dikendarai.
Yang membuat mereka sedikit pede, janda muda ini sikapnya ramah dan pandai bergaul.Masalahnya, pintar bergaul bukan jaminan gampang digauli. Maka setiap akan mendekati Kemisem untuk mendeklarasikan aspirasi urusan bawahnya, selalu cemas bin gojag-gajeg (ragu). Apakah dia mau? Apakah Kemisem bisa memahami aspirasi ketiga kakek ini? Pendek kata Mbah Mangun Dkk selalu dihinggapi rasa gamang. “Jangan jangan, jangan jangan, …..jangan bobor!”, kata mereka karena kebingungan.
Untuk Mbah Mangun sendiri, yang kondisi dan posisinya lebih memungkinkan dari yang lain, juga tak berani ambil prakarsa. Dia mau, tapi malu. Dia maunya ngikut saja. Tapi asal melihat rambut Kemisem yang panjang tergerai hingga menggapai pantat, duh, duh, pendulumnya langsung kontak. Sepertinya dia mau nilapke (meninggalkan) kedua rekan seperjuangannya. Cuma, begitu ingat yang di rumah, langsung Mbah Mangun mendelep bagaikan kerupuk kena air.

Makhluk penjahat kelamin rupanya memang selalu dimanjakan setan. Dikala ketiga kakek tersebut wani-wani angas (beraninya hanya di belakang), mendadak peluang itu hadir. Malam itu sekitar pukul 20.00 Kemisem melintas sendirian, di depan gardu ronda tempat orang-orang berkongkow ria. Padahal ketiga kakek ini juga tengah berpanel diskusi tentang si janda. “Nuwun sewu mbah, wayahe ndherek langkung (permisi mbah, cucunya numpang lewat),” kata Kemisem seperti tengah melewati daerah angker saja.

Aha, itu dia; pekik ketiga kakek itu nyaris bareng. Mengingat situasi yang sepi, malam begitu basah lantaran habis hujan, keberanian Mbah Mangun Dkk segera muncul. Janda Kemisem dikejar dan begitu dapat langsung diseret ke tengah kebun. Percuma mau berteriak, karena langsung dibungkam mulutnya. Selanjutnya, terserah Anda. Mbah Mangun, Mbah Wongso dan Mbah Padmo bergantian menggarap Kemisem dengan cara urut bagus alias mana yang tampan dapat duluan!


Menerimakah Kemisem diperkosa semena-mena? Tentu saja tidak. Meski telah diberi uang tutup mulut dari para kakek masing-masing Rp 5.000,- dia tetap melapor pada orangtuanya. Tentu saja keluarga Kemisem tidak terima. Malam itu juga mereka dilaporkan ke Polsek Lendah. Nah, di saat Mbah Padmo Dkk sedang menikmati kesuksesannya, mendadak pak polisi dan pamong desa meringkusnya dan langsung digelandang ke kantor polisi. “Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi,” omel pamong desa

Pamanku Si Penjahat Kelamin

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2iH8l7sEy7r3j0NSMjxkvppcM4y8ogUZvZ2HvpaVcAwdP0wONCe_6jKCzwobVPggqhZa-xTYIFLjEqxehhwuZsZ8IHO8WI_K7hCQFWbHwtZzs1MmwuDGw3BbXidmDjWpSp4uAmyjQug/s400/14.jpg

Cukup rapi sebetulnya cara Mujito, 45, mengajak “penak-penakan” sang ponakan yang hot , Ratih, 20. Hampir setahun mulus-mulus saja. Tapi tiba-tiba perut sigadis melendung dan dinyatakan hamil 5 bulan, maka skandal paman – ponakan itu terkuak. Mujito kini ditangkap Polres Jember sebagai penjahat kelamin.
Antara Mujito dan Ratih yang hot memang saudara dekat, karena mereka sebagai paman dan ponakan. Karenanya ketika keduanya berakrab-akrab ria, dianggap biasa saja, tak pernah ada yang mempertanyakan dan mempermasalahkan. Tapi ketika polisi tiba-tiba mencokok Mujito, bingunglah lelaki celamitan itu. Karenanya, bila penyanyi Ivo Nilakrisna dulu bilang: aku ini gembala sapi, yo piyeau yapiyau hu huuu; sekarang Mujito meratap: “Aku ini penjahat kelamin, njuk piye nyuk piye iki (lalu bagaimana ini), hu hu huuuuu….!”

Paman dan ponakan ini tinggal di Umbul Kecamatan Kedungkajang, Jember (Jatim). Mereka memang tinggal berdekatan, dan Ratih suka main ke rumah pamannya untuk bantu-bantu momong anak Mujito yang baru berusia 2 tahunan. Anak bungsu ini memang lulut (akrab) sekali dengan kakak sepupunya. Maklum, Ratih pandai momong bocah. Dalam gendongannya, anak akan menjadi penurut. Maka kalau saja ada modal dan keberanian, pastilah Ratih bisa jadi pesaing Kak Seto. Weleh, weleh, weleh!
Enak sekali istri Mujito jadinya, pekerjaan seabrek jadi ringan. Jika pinjam Presiden SBY dan Prof. Jimmly Asshidiqie, dia bisa fokus mengurus dapur, cuci mencuci, lalu melayani kebutuhan suaminya sehari-hari, termasuk yang malam hari. Begitulah memang resiko wanita Jawa yang hanya dijadikan kanca ngandap (baca: teman tidur). Tugas sehari-hari tak pernah lepas dari urusan: masak, macak, manak dan….manuk alias burung!
 
Kebiasaan Ratih yang hot kini, sekitar pukul 20.00 main ke rumah sang paman untuk nonton TV di ruang tamu. Nonton sinetron, nonton Mama Mia di Indosiar, sementara mama-nya Mujito di kamar sambil ngeloni si Upik. Bermalas-malas di depan teve ini bisa sampai pukul 22.00, karena kemudian Mujito sang paman juga menemani nonton. Mereka berdua dengan asyiknya memelototi layar kaca. Betulkah mereka hanya berdua? Tidak, karena kemudian setan juga nimbrung untuk mengajak kepada hil hil yang mustahal!

Ditemani cewek mulus macam Ratih, lama-lama Mujito memang jadi lupa akan status dan posisinya. Di sini kemudian tak ada lagi batasan antara paman dan ponakan, ketika tangan Mujito “bergerilya” dan Ratih membiarkan saja. Maka selanjutnya, ya terserah Anda. Sewaktu si ponakan sudah terlena akan rabaan mematikan sang paman, perbuatan terkutuk itu terjadilah. Bak istri sendiri, untuk pertama kalinya Ratih dinodai paman sendiri. Tragis memang, siang hari dia menggendong anak Mujito, malam hari malam dipaksa “menggendong” depan bapaknya!
Enak bagi Mujito, lama-lama enak pula bagi Ratih. Buktinya, lain hari praktek mesum itu ditayangkan kembali di depan teve. Setiap ada kesempatan, Mujito selalu mengakak “penak-penakan” si ponakan di ruang tamu, sementara istrinya tidur mendengkur di kamar. Praktek mesum ini mulus-mulus saja hampir setahun lamanya, karena Mujito memang rapi mengemas perselingkuhannya, sehingga istri tak pernah mengendusnya. Apa lagi alokasi asmara untuk dirinya di malam hari juga tak pernah kedodoran.

Hanya saja, Mujito – Ratih lupa bahwa kegiatan terkutuk itu bisa menimbulkan bencana. Dan itupun terjadi beberapa hari lalu, ketika Ratih sadar sudah beberapa bulan tak mens. Ketika dia mengadu ke kakak perempuannya di Probolinggo, saat dibawa ke bidan ternyata diketahui sudah hamil lima bulan. Paniklah keluarga itu. Tak peduli paman sendiri, Mujito langsung dilaporkan dan ke Polres Jember dan ditangkap. Ratih selaku saksi korban saat diperiksa mengakui, persetubuhan itu selalu terjadi di depan teve menyala di ruang tamu. “Saya kira nggak apa-apa, tahu-tahu kok hamil begini,” kata Ratih macam gadis bloon saja.